AS Ketar-ketir China Bangun Silo Rudal Balistik Nuklir

CNN Indonesia
Jumat, 02 Jul 2021 11:42 WIB
Amerika Serikat mulai ketar-ketir karena senjata nuklir milik China diperkirakan bisa bertambah berkali-kali lipat.
Ilustrasi parade Angkatan Bersenjata China. (GREG BAKER / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Amerika Serikat mulai ketar-ketir karena China mulai menambah jumlah situs peluncuran (silo) rudal balistik nuklir.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, China saat ini tidak lagi menerapkan strategi kepemilikan senjata nuklir yang mulanya dimaksudkan hanya untuk sedikit membuat gentar negara lain. Akibat China terus menambah jumlah hulu ledak rudal nuklir membuat mereka menjadi semakin sulit menyembunyikan senjata itu.

Menurut laporan China hendak membangun sekitar seratus tempat peluncuran rudal nuklir di kawasan gurun di sebelah barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Laporan ini dan perkembangan lain menunjukkan persenjataan nuklir China akan berkembang dengan cepat dan mungkin ke tingkatan yang lebih tinggi dari yang diperkirakan," ujar Ned dalam jumpa pers di Washington, seperti dilansir Reuters, Jumat (2/7).

Neda mengatakan kekhawatiran tentang perlombaan senjata nuklir itu yang membuat Presiden AS, Joe Biden, berdialog dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan juga ingin bertemu dengan pemerintah China.

"Kenaikan jumlah senjata itu cukup menjadi perhatian. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang niat China. Dan bagi kami penting menerapkan aturan guna menekan risiko senjata nuklir. Kami mengajak China untuk sama-sama menerapkan cara meredam risiko persaingan senjata nuklir," ujar Ned.

Laporan soal rencana China membangun pangkalan peluncuran rudal nuklir baru berasal dari artikel surat kabar The Washington Post, yang mengutip analisis dan citra satelit dari Pusat Studi Nonproliferasi James Martin di Monterey, California.

Menurut hasil analisis itu terdapat sekitar 119 lokasi proyek yang mirip dengan situs peluncuran rudal nuklir milik China yang ada saat ini.

Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) pada tahun lalu melaporkan kepada Kongres dan menyatakan saat ini jumlah hulu ledak nuklir milik China sekitar 200 buah. Mereka kemudian memprediksi jumlah itu bisa bertambah dua kali lipat karena China juga terus memodernisasi militer dan persenjataan.

Menurut analis, AS saat ini mempunyai sekitar 3.800 hulu ledak nuklir. Sedangkan menurut laporan Kemenlu AS, jumlah hulu ledak nuklir di negara itu hingga 1 Maret tercatat sebanyak 1.357 buah.

Para pakar nonkepemilikan senjata nuklir mengatakan China saat ini juga tengah mengembangkan jenis bahan bakar untuk reaktor nuklir generasi baru. Produk reaktor itu diperkirakan bakal bisa menghasilkan jumlah material yang lebih besar dan bisa dipakai untuk membuat hulu ledak nuklir.

Dalam beberapa kesempatan AS terus meminta China untuk bergabung dengan Rusia dalam kesepakatan kepemilikan senjata yang baru.

China mengatakan AS dan Rusia seolah meremehkan persenjataan mereka, tetapi siap berunding dengan prinsip kesetaraan dan saling menghormati.

Presiden China, Xi Jinping, dalam pidato Peringatan 100 Tahun Partai Komunis China memerintahkan angkatan bersenjata untuk terus melakukan modernisasi kekuatan dan persenjataan, demi mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara.

Selain itu, Xi juga mengatakan saat ini China akan melawan dengan sekuat tenaga terhadap kekuatan asing yang mencoba meremehkan dan mengejek mereka.

Dalam Perjanjian Nonproliferasi Nuklir 1968 hanya ada lima negara yang dibolehkan mempunyai senjata nuklir. Mereka adalah Uni Soviet (kini Rusia), Inggris, Amerika Serikat, Prancis dan China.

(ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER