Lockdown di Malaysia kian ketat karena Negeri Jiran melaporkan lebih dari 6.000 kasus baru Covid-19 selama tiga hari berturut-turut hingga Jumat (2/7).
Pada hari ini, Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 6.982 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam belakangan. Angka tersebut hanya terpaut tipis dari data sehari sebelumnya yang mencapai 6.988.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa dari keseluruhan wilayah, Selangor menyumbang Covid-19 paling tinggi dengan 2.907 kasus, disusul Kuala Lumpur di angka 637.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat peningkatan kasus itu, Malaysia memperketat aturan lockdown di kedua kawasan tersebut mulai besok, Sabtu (3/7).
Menteri Senior urusan Keamanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, mengatakan bahwa pemerintah akan memperketat lockdown dengan memberlakukan jam malam pada pukul 20.00.
Ismail kemudian menjelaskan bahwa pengetatan lockdown ini akan berlaku di 14 daerah di Kuala Lumpur dan 34 sub-distrik di kawasan Selangor.
Menurut Ismail, pengetatan aturan ini diperlukan karena kasus Covid-19 di kawasan-kawasan tersebut melonjak dengan rata-rata mencapai 12,1 kasus setiap 100 ribu penduduk.
Ismail juga menyoroti angka penularan yang masih berada di tingkat 1,0 meski pemerintah sudah menerapkan lockdown nasional sejak 1 Juni lalu.
"Situasi ini sangat mengkhawatirkan karena kita harus memperhatikan kepadatan penduduk dan penyebaran tiga varian baru yang lebih berbahaya," tuturIsmail merujuk pada varian Alfa, Beta, dan Delta.
Dengan lonjakan ini, Malaysia pun kian jauh dari pelonggaran lockdown. Pemerintah Negeri Jiran menyatakan bahwa mereka tak akan mencabut lockdown sebelum kasus Covid-19 harian di bawah 4.000.
Mereka juga enggan mencabut lockdown sebelum tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di ICU turun. Pekan lalu, BOR di ICU Malaysia masih di atas 100 persen.
Malaysia juga belum mencapai target vaksinasi 10 persen populasi yang diprediksi baru tercapai pada pertengahan Juli mendatang.
(has)