Rumah Sakit di Malaysia Terancam Lumpuh jika Covid Tak Turun

CNN Indonesia
Kamis, 08 Jul 2021 15:45 WIB
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, memperingatkan rumah sakit di negaranya terancam lumpuh jika kasus Covid-19 tak kunjung melandai. (AP/Vincent Thian)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, memperingatkan bahwa rumah sakit di negaranya terancam lumpuh jika kasus Covid-19 tak kunjung melandai.

Noor Hisham melontarkan perkiraan ini setelah melihat Kuala Lumpur dan tiga daerah lain melaporkan rata-rata lebih dari 37 kasus harian per 100 ribu penduduk. Rata-rata infeksi juga melonjak 2,6 persen selama seminggu terakhir.

"Jika situasi ini berlanjut, sistem kesehatan di negara-negara bagian akan lumpuh dan pada gilirannya, situasi serupa di seluruh negeri kemungkinan akan terjadi," ujar Nor Hisham dalam pernyataan resmi yang dikutip The Straits Times, Rabu (7/7).

Beberapa rumah sakit di Kuala Lumpur, Selangor, Negri Sembilan, dan Labuan saat ini memang dilaporkan telah melampaui batas maksimal dalam merawat pasien Covid-19.

Peningkatan kasus Covid-19 di Malaysia selama beberapa hari ini semakin membuat negara itu sulit mencabut lockdown. Pemerintah Malaysia baru akan mencabut aturan lockdown jika kasus harian di bawah 4.000.

Namun hingga kini, kata Noor Hisham, rata-rata kasus harian Covid-19 mencapai 6.539 dalam sepekan terakhir.

Ia menjelaskan bahwa ambang batas 4.000 itu ditetapkan berdasarkan kapasitas rumah sakit untuk menangani situasi tak terduga, juga jumlah pasien yang masuk dan keluar.

"Yang lebih mengkhawatirkan adalah tren kasus Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) yang masih tinggi," katanya.

Pasien di ICU masih belum menunjukkan penurunan sejak 6 Juni.Malaysian Reserve melaporkan bahwa jumlah pasien di ICU pada Rabu (7/7) pecah rekor, menyentuh angkah 948. Keterisian tempat tidur (BOR) di ICU pun masih berkisar lebih dari 90 persen.

Noor Hisham khawatir para tenaga medis, selaku garda terdepan yang menangani pasien Covid-19, mengalami kelelahan parah usai menghadapi ribuan kasus setiap harinya.

Untuk mengantisipasi tenaga kesehatan kolaps, Noor Hisham mengatakan Kemenkes akan mengerahkan nakes di negara bagian yang jumlah kasusnya sedikit, ke daerah kritis Covid-19.

Kemenkes Malaysia juga melakukan beragam upaya untuk meningkatkan kapasitas rumah sakit, seperti mengubah beberapa RS di Lembah Klang menjadi rumah sakit khusus Covid-19 dan menambah tempat tidur untuk pasien di pusat karantina.

Selain itu, pasien non-Covid-19 akan diarahkan ke rumah sakit swasta. Keputusan ini diambil setelah kasus Covid-19 di Malaysia tembus 7.000 selama dua hari berturut-turut. Pada Rabu, kasus harian mencapai 7.654. Di hari sebelumnya, Malaysia melaporkan 7.097 kasus.

Secara terpisah, demi menekan laju penyebaran virus, Menteri Pertahanan Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, memperketat lockdown (EMCO) di sejumlah wilayah di Negri Sembilan, Pahang, Johor, Kelantan, dan Sabah.

"Pelaksanaan EMCO ini untuk mengendalikan pergerakan warga di seluruh wilayah terkait, serta menekan penyebaran Covid-19 ke wilayah lain," ucapnya.

Selain itu, langkah tersebut dilakukan untuk untuk mendeteksi Covid-19 lebih dini di wilayah terkait.

"Ini juga bertujuan untuk membantu dalam mendeteksi kasus sehingga mereka dapat diisolasi secepat mungkin serta melakukan pelacakan kontak yang efektif," kata Yaakob.

Sebagian besar negara bagian di Malaysia saat masih menjalani lockdown, yang diberlakukan 1 Juni lalu. Namun, enam negara bagian sudah memasuki fase dua pemulihan Covid-19.

Kebijakan itu diterapkan setelah pemerintah mengevaluasi ambang batas jumlah kasus harian, keterisian tempat tidur ICU, dan tingkat vaksinasi sesuai rasio populasi wilayah masing-masing.

Berdasarkan data yang dihimpun Worldometer, total Covid-19 di Malaysia saat ini mencapai 799.790 kasus dengan angka kematian sebanyak 5.768 sejak pandemi merebak tahun lalu.

(isa/has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK