Diadang China, Taiwan Dapat 10 Juta Pfizer via Foxconn-TSMC

CNN Indonesia
Senin, 12 Jul 2021 09:03 WIB
Taiwan berhasil mendapatkan 10 juta dosis Pfizer melalui jalur negosiasi antara Foxconn-TSMC dan BioNTech.(REUTERS/ANN WANG)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua perusahaan Taiwan, Foxconn dan TSMC, telah mencapai kesepakatan untuk membeli 10 juta dosis vaksin Pfizer dari perusahaan Jerman BioNTech seharga $350 juta, atau setara Rp5,074 triliun.

Masing-masing dari kedua perusahaan akan membeli 5 juta dosis vaksin, yang kemudian akan disumbangkan pada pemerintah Taiwan. Foxconn dan TSMC adalah dua perusahaan besar penyuplai Apple Inc.

Pembelian vaksin via dua perusahaan menjadi salah satu opsi dari pemerintah Taiwan untuk menyediakan kebutuhan vaksin, setelah berbulan-bulan gagal untuk mendapat vaksin dari BioNTech.

Taiwan menuding China menjadi alasan kegagalan mereka mendapatkan vaksin dari BioNTech, meski pemerintah Taiwan pada awal tahun sudah menyepakati perjanjian pembelian vaksin.

China telah membantah tudingan Taiwan tersebut.

Bulan lalu, pemerintah Taiwan memang telah mengizinkan pendiri Foxconn Terry Gou dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) untuk mewakili mereka dalam menegosiasikan vaksin, setelah muncul tekanan dari masyarakat agar program vaksinasi terus berjalan.

Agen penjualan BioNTech di wilayah China, Shanghai Fosun Pharmaceutical Group, pada Minggu menyatakan kesepakatan telah tercapai tapi belum mengungkapkan waktu pengiriman vaksin.

Gou di laman Facebooknya mengucapkan rasa syukur kesepakatan ini telah tercapai.

"Tapi kami tidak boleh santai, karena kami akan terus bekerja keras untuk memastikan waktu dan kuantitas pengiriman," kata Gou.

Ia menyatakan vaksin akan dikirim langsung dari Jerman.

"Saya meyakini vaksin ini akan membantu rakyat Taiwan meningkatkan kepercayaan diri dan juga ketenangan di hadapan pandemi."

Gou juga mengatakan pemerintah China tidak ikut campur dalam negosiasi tersebut.

"Dalam proses negosiasi setelah proposal diajukan, tidak ada panduan atau ikut campur dari pejabat Beijing dalam proses pembelian vaksin ini."

Seorang sumber Reuters yang terlibat dalam negosiasi ini memperkirakan gelondongan pertama vaksin akan tiba paling cepat awal September, tapi ia tidak mengetahui jumlah dosisnya.

BioNTech hingga saat ini belum berkomentar tentang kesepakatan tersebut.

Sebelumnya drama kegagalan Taiwan mendapatkan vaksin dari BioNTech sempat menjadi pemberitaan di seluruh dunia.

Salah satu yayasan Buddha terbesar di Taiwan, Tzu Chi, juga sempat berupaya mendatangkan vaksin ke negaranya.

Selain dari BioNTech, Taiwan telah memesan jutaan dosis vaksin dari AstraZeneca dan Moderna, sementara Amerika Serikat dan Jepang telah mendonasikan hampir 5 juta dosis untuk mempercepat program vaksinasi.

Menurut sumber Reuters, keterlibatan TSMC dan juga donasi tanpa syarat dari Jepang dan AS telah mendorong terciptanya dukungan global untuk Taiwan, sehingga China akan sukar mengganggu kesepakatan baru tersebut.

Saat ini Taiwan yang berpenduduk 23,5 juta jiwa baru memvaksinasi 10 persen warganya dengan dosis pertama.

Namun, dengan program pengendalian pandemi yang ketak, kondisi penyebaran Covid relatif tertangani. Dalam satu tahun lebih pandemi Covid, Taiwan memiliki 15 ribu kasus dengan jumlah kematian mencapai 740 jiwa.

Per 12-Juli, Taiwan juga memiliki pertambahan kasus harian di kisaran 30 kasus/hari.

(reuters/vws)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK