Indonesia dan Malaysia sama-sama tengah menghadapi gelombang baru infeksi Covid-19. Situasi pandemi di kedua negara juga turut diperparah dengan penyebaran varian Delta corona yang lebih cepat menular.
Sejak 1 Juni, Indonesia dan Malaysia memperketat pembatasan pergerakan sosial demi menahan laju penularan Covid-19 yang terus meningkat.
Pemerintahan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin menerapkan lockdown ketat nasional (Perintah Pengendalian Pergerakan/MCO) pada 1 Juni lalu yang masih berlaku hingga hari ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lockdown tersebut berlaku beberapa hari setelah Malaysia mencatat rekor Covid-19 tertinggi saat itu, yakni hingga 9.020 kasus dalam sehari pada 29 Mei.
Pemerintah Malaysia menyatakan bahwa mereka tak akan mencabut lockdown sebelum infeksi harian Covid-19 berhasil ditekan di bawah 4.000 kasus.
Di awal pemberlakuan lockdown, kasus Covid-19 di Malaysia sempat menurun. Namun, infeksi corona kembali melejit beberapa hari terakhir tak lama setelah PM Muhyiddin mempertimbangkan melonggarkan pembatasan bagi warga yang telah rampung melakukan vaksinasi corona.
Pada 15 Juli lalu Negeri Jiran mencatat rekor kasus Covid dengan 13.215 kasus dalam sehari. Pada Senin (19/7), Malaysia masih mencatat 10.972 kasus Covid-19 baru dalam sehari.
Direktur Jenderal Departemen Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah menuturkan peningkatan kasus baru sebagian disebabkan skrining Covid-19 yang meluas, terutama di area darurat lockdown dan pabrik-barik.
Melansir The Straits Times, Hisham juga menuturkan semakin banyak warga terutama di Lembah Klang yang melakukan pemeriksaan Covid-19 secara sukarela.
Selain itu, Hisham juga menyalahkan penyebaran varian Delta corona sebagai salah satu dalang peningkatan infeksi Covid-19. Menurutnya, varian Delta yang bisa menular via udara menjadikan penularan Covid-19 bisa jauh lebih cepat meluas.
"Kami diberitahu bahwa kasus Covid-19 dengan varian Delta menjadi dominan di sini," kata Hisham dalam jumpa pers di Kuala Lumpur pada 14 Juli lalu.
Hisham saat itu bahkan memprediksi bahwa tingkat penularan Covid-19 masih akan meningkat setidaknya dalam dua pekan ke depan sebelum berangsur stagnan dan menurun.
Sifat sebagian masyarakat yang masih abai terhadap aturan lockdown juga dinilai memperburuk situasi Covid-19 di Negeri Jiran. Selama MCO berlaku, warga Malaysia dilarang bepergian jika bukan urusan darurat, termasuk bepergian antar-negara bagian.
Namun, Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM) menuturkan masih ada masyarakat yang memanfaatkan izin bepergian antar-negara bagi pekerja sektor esensial untuk melanggar aturan lockdown.
Akibatnya, polisi akan menangguhkan izin bepergian untuk sektor esensial selama libur Hari Raya Idul Adha ini.
"Untuk menghindari pihak yang tidak bertanggung jawab menyalahgunakan izin, semua petugas patroli di perbatasan negara bagian diperintahkan untuk tidak menerima izin bepergian untuk perjalanan antarnegara bagian," kata Kepala Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), Acryl Sani Abdullah, dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (17/7) malam.
Selama MCO berlangsung, pemerintah Malaysia melarang semua kegiatan sosial dan ekonomi non-esensial beroperasi. Dalam fase ini, hanya kegiatan ekonomi dan layanan sosial esensial yang bisa beroperasi.
Seluruh perkantoran yang beroperasi di sektor non-esensial wajib menerapkan 100 persen work from home.
Seluruh aktivitas olahraga dan rekreasi di dalam maupun luar ruangan juga dilarang selama MCO berlangsung. Sejumlah layanan jasa, seperti salon, spa, kafe internet, hingga pusat kebugaran juga tetap tutup.
Pemerintah Malaysia juga menutup seluruh tempat pariwisata termasuk museum, galeri, pusat budaya, taman rekreasi, hingga perpustakaan. Pusat perbelanjaan seperti mal dan pertokoan juga ditutup total.
Acara yang mengundang kerumunan seperti pernikahan, reuni, konser, hingga sekolah tatap muka juga dilarang.
Selain itu, warga Malaysia juga dilarang bepergian antarnegara bagian, di mana warga hanya boleh bepergian dalam radius 10 kilometer dari tempat tinggal.
Setiap warga juga dilarang keluar rumah setelah pukul 20.00. Setiap hari selama MCO, hanya dua orang per rumah tangga yang boleh pergi keluar untuk membeli kebutuhan seperti ke pasar, supermarket, apotek, dan rumah sakit.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...