Pemberlakuan lockdown di sejumlah negara membuat rakyat sengsara, terutama masyarakat menengah ke bawah. Demi membantu warganya, pemerintah beberapa negara bersedia mengeluarkan anggaran miliaran.
Di Indonesia se diri, pemerintahan Joko Widodo mengaku menambah anggaran bantuan sosial (bansos) hingga Rp39,19 triliun untuk masyarakat selama masa Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Namun, masih banyak warga, terutama para pedagang, merasa PPKM Darurat ini semakin membuat hidup terimpit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaca dari sebelumnya, meski ada bansos, banyak masyarakat yang mengaku tak mendapat bantuan. Menteri Sosial, Tri Rismaharini, bahkan mengakui bahwa bansos memang masih salah sasaran.
Selain Indonesia, sejumlah negara juga memberikan bantuan langsung bagi warganya yang terkena dampak pengetatan aturan selamapandemiCovid-19.
Malaysia menerapkan kembali penguncian wilayah atau lockdown mulai 1 Juni lalu dan masih berlangsung hingga sekarang.
Untuk menopang hidup penduduknya, Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yasin, mengumumkan paket bantuan dengan total $36,22 miliar atau sekitar Rp521,6 triliun.
Sebagaimana dilansir Reuters, bantuan itu muncul sehari setelah lockdown berlaku di Malaysia. Paket dari pemerintah itu berupa uang tunai hingga subsidi gaji.
Lebih rinci lagi, bantuan itu menargetkan masyarakat dengan penghasilan 40 persen terbawah (B40) dan 40 persen menengah (M40).
Kelompok M40 akan menerima RM250 atau sekitar Rp860 ribu, sementara B40 bakal mendapatkan RM1.300 atau sekitar Rp4,4 juta.
Pada Mei lalu, Thailand berencana mengeluarkan anggaran hingga miliaran dolar untuk membantu penduduknya yang berpenghasilan rendah di tengah pengetatan aturan.
Pemerintah setuju menggelontorkan stimulus, termasuk perpanjangan program bantuan uang tunai dengan biaya $2,8 miliar atau sekitar Rp40,7 triliun.
Bloomberg melaporkan, pemerintah Thailand juga mengeluarkan 140 miliar baht untuk program e-voucher bagi pemegang kartu kesejahteraan dan kelompok khusus.
India juga memberi bantuan uang tunai bagi warganya yang terdampak lockdown. Pemerintah menggelontorkan dana hingga $22,6 miliar atau Rp 328 triliun.
Selain mencukupi secara finansial, pemerintahan Narendra Modi juga mengklaim melakukan tindakan ketahanan pangan dan memberi bantuan kepada warga miskin di seluruh penjuru India.
April 2020 lalu, Shinzo Abe saat masih menjabat PM Jepang mengumumkan pemberian bantuan langsung tunai sebesar 300 ribu yen atau sekitar Rp39 juta kepada rumah tangga yang mengalami penurunan pendapatan akibat pengetatan aturan.
Nikkei melaporkan, sekitar 10 juta dari 58 juta rumah tangga di Jepang dilaporkan memenuhi syarat untuk menerima program bantuan langsung tunai ini. Program ini disebut sebagai pilar utama dari ekonomi darurat.
Presiden Moon Jae In memberi bantuan 1 juta won atau Rp 12,6 juta untuk rumah tangga dengan empat orang atau lebih yang terkena dampak lockdown.
Mereka juga akan memberikan bantuan sebesar 800 ribu won atau Rp10 juta untuk rumah tangga yang memiliki tiga anggota keluarga.
Selain itu, mereka menyalurkan bantuan 600 ribu won atau Rp7,5 juta untuk rumah tangga yang beranggotakan dua orang dan 400 ribu won atau Rp5 juta untuk rumah tangga satu orang.
Sebagaimana dilansir Korea Herald, kebijakan itu muncul usai pemerintah meloloskan RUU anggaran tambahan sebesar 12,2 triliun won untuk membantu warga Korsel mengatasi dampak ekonomi imbas wabah Covid-19.
(isa/has)