Taliban Berkuasa, Burkak Kembali Diburu Perempuan Afghanistan

CNN Indonesia
Rabu, 18 Agu 2021 14:11 WIB
Ilustrasi. Seorang perempuan bekerja di tempat konveksi di Kandahar, Afghanistan, 29 September 2020. (AFP/WAKIL KOHSAR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Setelah Taliban menguasai ibu kota Afghanistan dan Istana Kepresidenan, penjualan burkak di Ibu Kota Kabul langsung meningkat.

Perempuan-perempuan Afghanistan juga mulai memburu burkak dan cadar dalam beberapa hari terakhir. Salah satu toko pakaian Muslimah di pusat Kota Kabul mengatakan banyak orang yang memborong cadar dan niqab yang ia jual dalam beberapa hari terakhir.

Niqab, jubah yang menutupi ujung kepala sampai ujung kaki dengan hanya ada celah untuk mata, merupakan pakaian wajib perempuan Muslim kala Taliban terakhir memerintah Afghanistan pada era 1990-an.

Sejak menguasai Kabul, Taliban berkeras bahwa kehidupan masyarakat Afghanistan harus berjalan seperti biasa. Mereka juga mendesak para pegawai pemerintah untuk kembali bekerja.

Para petinggi Taliban berulang kali menegaskan bahwa tidak ada bahaya bagi "harta, kehormatan, dan kehidupan" warga Afghanistan.

Para pemimpin Taliban juga telah menegaskan kepada para anggota dan milisinya agar tidak menerobos rumah warga dan menyita mobil mereka.

Meski begitu, sebagian besar masyarakat tetap khawatir akan keamanan dan keselamatan mereka karena riwayat Taliban yang selama ini dinilai brutal terhadap para penentangnya.

Tak hanya itu, terlihat penumpukan warga di bandara Kabul yang hendak mengikuti proses evakuasi dari Afghanistan yang dilakukan AS. Namun, saking banyaknya warga sipil bahkan memenuhi landasan pacu, aktivitas penerbangan pun dihentikan sementara di Bandara Kabul.

"Tidak ada penerbangan yang datang atau pergi, militer atau sipil, karena kerumunan besar masih berada di landasan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat, John Kirby, kepada wartawan di Washington pada Selasa (17/8) seperti dikutip dari AFP.

"Pasukan militer AS berada di bandara tersebut bekerja sama dengan pasukan Turki dan pasukan asing lainnya untuk mensterilkan daerah landasan dari orang-orang. Kami tidak tahu berapa lama ini akan berlangsung," imbuhnya.

(rds/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK