Diplomat AS Wanti-wanti Taliban Berkuasa sejak Bulan Lalu

Para diplomat Amerika Serikat di Afghanistan dilaporkan sudah mengirimkan surat kawat internal rahasia kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengenai kekhawatiran mereka Taliban bakal berkuasa sejak bulan lalu.

The Wall Street Journal melaporkan bahwa kabel itu dikirimkan melalui saluran rahasia pada 13 Juli lalu. Dalam surat itu, para diplomat mendesak AS segera melakukan sederet langkah antisipasi karena Taliban kian beringas.

Mereka menekankan bahwa AS harus segera mengevakuasi warga Afghanistan yang selama ini membantu misi Washington di negara tersebut.

Dalam surat kawat yang diteken puluhan diplomat AS itu juga menekankan bahwa pendataan biometrik para warga Afghanistan itu harus segera dilakukan agar tak membuang waktu jika Taliban benar-benar mengambil alih kekuasaan nantinya.

Dua sumber dari Kementerian Luar Negeri AS mengatakan kepada CNN bahwa para diplomat itu mengirimkan surat kawat karena merasa peringatan dan rekomendasi mereka sebelumnya selalu diabaikan.

Memo rahasia memang merupakan cara diplomat untuk mengekspresikan kekhawatiran atas satu kebijakan ketika mereka merasa tak didengarkan melalui jalur lain.

Seorang sumber lain mengatakan bahwa Kemlu AS baru merespons surat kabel itu beberapa hari setelah dikirim. Kemlu kemudian membentuk satuan tugas untuk memproses Visa Imigran Khusus guna mempercepat evakuasi warga Afghanistan.

Namun, sejumlah diplomat yang mengirimkan surat kawat itu mengaku kecewa karena tidak semua rekomendasi mereka dipenuhi.

Menanggapi kabar ini, juru bicara Kemlu AS, Ned Price, menegaskan bahwa Blinken selalu memperhatikan setiap saran dari para diplomat di berbagai negara.

"Ia membaca setiap kekhawatiran, pandangan, dan membalasnya dengan jelas. Dia menegaskan bahwa ia menyambut baik dan mendorong para diplomat menggunakan saluran rahasia dan berkomitmen untuk merevitalisasi saluran itu," ucap Price.

Ia kemudian berkata, "Sama pentingnya, kami juga memasukkan gagasan-gagasan konstruktif yang datang melalui saluran itu ke dalam kebijakan dan perencanaan kami."