Mahathir Mohammad merupakan PM Malaysia ke-4 dan ke-7. Dia juga dikenal sebagai PM Malaysia dengan masa jabatan terlama.
Pada periode pertama, dia memimpin sejak 16 Juli 1981 hingga 30 Oktober 2003.
Pada masa pemerintahannya yang pertama, Malaysia mulai mengalami modernisasi. Pertumbuhan ekonomi pun berkembang pesat dengan sejumlah proyek infrastruktur yang dirintis. Atas capaiannya ini-lah, ia dikenal sebagai Bapak Modernisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Namun, perlahan pemerintahannya kian otoriter. Mahathir mengeluarkan sejumlah kebijakan yang mengundang banyak kritik dan dinilai mengekang kebebasan sipil. Ia juga menolak kebijakan ekonomi Barat yang membuat hubungan Malaysia dengan Amerika Serikat, Inggris, dan Australia memburuk.
Sementara pada kedua kalinya, Mahathir menjabat dalam waktu singkat sejak 10 Mei 2018 hingga 24 Februari 2020. Diusung oleh koalisi oposisi Pakatan Harapan, ia mengalahkan Najib Razak, calon Perdana Menteri petahana.
Mahathir kemudian mengundurkan diri secara tiba-tiba pada 24 Februari 2020 setelah kehilangan dukungan dari Partai Bersatu di parlemen.
![]() |
Abdullah Ahmad Badawi merupakan PM Malaysia yang ke-5. Ia mengisi masa jabatan sejak 31 Oktober 2003 hingga 3 April 2009.
Selama masa pemerintahannya, Abdullah menghentikan sejumlah proyek infrastruktur yang sebelumnya diprakarsai oleh Mahathir. Keputusannya kala itu mengejutkan masyarakat Malaysia.
Abdullah pun mendapat banyak kritikan dan tuduhan dari Mahathir. Salah satunya adalah kritikan kebebasan pers yang terkungkung di masa pemerintahannya.
Pada 2 April 2009, Abdullah mengundurkan diri dari posisi PM Malaysia.
![]() |
Najib Razak merupakan PM Malaysia yang ke-6. Ia menjabat sejak 3 April 2019 sampai 10 Mei 2018.
Namun, di tengah masa pemerintahannya, Najib justru tersandung kasus megakorupsi 1MDB. 1MDB merupakan program yang diluncurkan oleh Najib, segera setelah menjabat Perdana Menteri.
Kasus yang mulai mencuat pada tahun 2014 ini perlahan menyeret namanya, hingga Najib divonis bersalah.
![]() |
Muhyiddin Yassin merupakan PM Malaysia yang ke-8. Ia menjabat sejak 1 Maret 2020 hingga 21 Agustus 2021, menggantikan Mahathir Mohamad yang mengundurkan diri.
Pengangkatan Muhyiddin sebagai Perdana Menteri terjadi tepat di tengah pandemi Covid-19. Praktis, penanganan pandemi menjadi tugas utamanya selama menjabat.
Muhyiddin juga sempat terlibat konflik dengan Raja Malaysia Sultan Abdullah terkait penanganan pandemi dan penetapan status darurat nasional.
Lihat Juga : |
Muhyiddin kemudian dinilai gagal dalam menangani pandemi Covid-19. Berbagai kritikan menerpanya dan membuat posisinya kian goyang.
Kabar pengunduran diri Muhyiddin terus menguat setelah aliran kritik terus dilontarkan. Hingga akhirnya, Muhyiddin memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya pada Senin (16/8) lalu.
![]() |
Ismail Sabri Yaakob ditunjuk oleh Raja Malaysia, Sultan Abdullah untuk menjadi Perdana Menteri baru.
Ismail sendiri bukan orang baru dalam pemerintahan Malaysia. Sebelumnya, sejumlah jabatan pemerintahan pernah diembannya. Mulai dari Menteri Pertanian dan Agrobisnis, Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Menteri Olahraga dan Pemuda, Menteri Pertahanan, hingga Wakil Perdana Menteri.
(asr)