Seorang wartawan, Matthieu Aikins, melihat pemandangan mengerikan terlihat di Bandara Kabul, Afghanistan, usai bom bunuh diri terjadi pada Kamis (26/8) malam waktu setempat.
Aikins menuturkan dia tengah berada di rumahnya saat insiden terjadi dan bergegas mengunjungi lokasi kejadian kurang dari satu jam usai serangan terjadi.
"Kami berada di TKP kurang dari satu jam setelah serangan itu. Ketika saya berada di rumah saya mendengar suara ledakan, yang merupakan hal biasa jika Anda tinggal di Kabul," kata Aikins kepada CNN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami bergegas naik sepeda motor, turun, dan itu adalah pemandangan yang cukup kacau," ucapnya menambahkan.
Aikins menuturkan ia bisa mendengar suara tembakan dan sirene dari bandara.
"Saat itu, kami bergegas ke rumah sakit dan orang-orang membawa korban ledakan ke sana. Hanya ada jasad demi jasad. Itu pemandangan yang sangat mengerikan," katanya.
Menurut Aikins, ada puluhan ribu orang yang berdesakan di setiap sudut bandara sejak kejatuhan Kabul ke tangan Taliban pada 15 Agustus lalu. Mereka bergegas ingin keluar dari Afghanistan di tengah situasi keamanan yang tidak menentu.
Aikins menuturkan hampir setiap hari mengunjungi Bandara Kabul untuk melaporkan kejadian di sana. Ia merasa sedih bahwa insiden Kamis malam itu pun tidak membuatnya tercengang karena sudah memprediksi itu.
"Jadi itu betul-betul sebuah bencana," katanya.
Dua bom bunuh diri yang diklaim oleh ISIS melalui afiliasinya di Afghanistan, ISIS-K, itu menewaskan sekitar 13 tentara AS, termasuk 10 marinir Angkatan Laut Negeri Paman Sam, dan melukai belasan personel lainnya.
Pejabat di Kabul menuturkan insiden itu turut menewaskan sedikitnya 60 warga sipil dan melukai 140 orang.
Serangan bom itu terjadi di tengah proses evakuasi Amerika Serikat dan negara sekutu yang tinggal menghitung hari hingga tenggat waktu 31 Agustus mendatang.
Banyak pihak yang pesimis AS dan negara Barat lainnya bisa berhasil mengevakuasi keseluruhan tentara dan warga Afghanistan yang ingin keluar dari negara itu dengan tenggat waktu tersebut.
Taliban juga mengutuk serangan bom di Bandara Kabul tersebut.
"The Islamic Emirate mengutuk keras pemboman yang menargetkan warga sipil di bandara Kabul," kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara kelompok Taliban di Twitter.
ISIS pun telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom yang dilakukan oleh salah satu afiliasinya di Afghanistan, ISIS-K, itu.
"Pengebom hari ini mampu menembus semua benteng keamanan dan berada dalam jarak lima meter dari pasukan AS sebelum meledakkan sabuk bahan peledaknya," bunyi pernyataan media propaganda ISIS, Amaq, yang diterjemahkan lembaga pemantau gerakan ekstremisme, SITE.