Sejumlah petinggi negara di seluruh dunia mulai dari Inggris hingga Arab Saudi mengutuk serangan bom bunuh diri di sekitar Bandara Kabul, Afghanistan, pada Kamis (26/8) malam waktu setempat.
Dua ledakan bom bunuh diri yang disebut didalangi oleh ISIS-K, afiliasi ISIS di Afghanistan, itu sejauh ini menewaskan 13 tentara Amerika Serikat dan melukai belasan personel lainnya. Pejabat Kabul menuturkan insiden itu turut menewaskan 60 warga sipil dan melukai sedikitnya 140 orang.
Berikut, deretan kecaman dan belasungkawa sejumlah petinggi negara terkait bom bunuh diri di Bandara Kabul.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Joe Biden berjanji akan memburu pelaku bom bunuh diri yang memakan korban tentara AS terbanyak sejak 2011 lalu tersebut.
"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan melupakan. Kami akan memburu Anda dan membuat Anda membayarnya," kata Biden di Gedung Putih seperti dikutip AFP.
"Kami tidak akan terhalang oleh teroris. Kami tidak akan membiarkan mereka menghentikan misi kami. Kami akan melanjutkan evakuasi," lanjutnya.
Perdana Menteri Inggris Borris Johnson mengecam serangan itu dan menyebutnya sebagai tindakan yang "biadab".
Johnson juga memberi penghormatan kepada tentara Inggris yang masih terlibat proses evakuasi di Afghanistan.
"(Inggris) akan terus berusaha sampai saat terakhir," katanya.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan bahwa personel Inggris masih terus melanjutkan proses evakuasi terlepas dari serangan bom tersebut.
"Kami tidak akan membiarkan tindakan pengecut teroris menghentikan kami," tuturnya.
Perdana Menteri Jacinda Ardern turut mengutuk teror bom Bandara Kabul yang dianggapnya sebagai "serangan keji".
"Kami mengutuk keras apa yang merupakan serangan keji terhadap banyak leuarga dan individu tak berdosa yang hanya mencari keselamatan dari situasi yang sangat sulit di Afghanistan," ucap Ardern melalui pernyataan seperti dikutip Reuters.
Menteri Luar Negeri Ceko, Jakub Kulhanek, menyebut serangan itu sebagai serangan teroris yang tercela.
"Saya berduka atas kematian warga Afghanistan dan anggota militer AS," kata Kulhanek.
Perdana Menteri Italia, Mario Dragi, juga mengatakan hal yang serupa.
"Serangan keji mengerikan ini terhadap orang-orang tak berdaya yang tengah mencari kebebasan."
Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soreide berkata, "warga sipil yang tak bersalah, yang mencoba meninggalkan negara itu, menjadi korban dari tindak kejam yang mengerikan ini."