Amerika Serikat melaporkan sejauh ini ada 13 personel militernya gugur dalam bom bunuh diri yang terjadi di Bandara Kabul, Afghanistan, pada Kamis (26/8).
Selain pasukan AS, sebanyak 60 warga sipil tewas. Sedikitnya 160 orang lainnya terluka, termasuk belasan personel militer Negeri Paman Sam.
Insiden di Bandara Kabul itu disebut sebagai serangan paling mematikan yang memakan korban warga Amerika terbanyak di Afghanistan sejak 2011.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semula ada 12 personel AS yang tewas di tempat kejadian usai dua bom meledak di Bandara Kabul. Satu tentara lainnya dikabarkan tewas akibat luka yang ia derita setelah sempat selamat.
Dikutip AFP, juru bicara Pasukan Angkatan Laut AS, Mayor Jim Stenger, mengatakan sebanyak 10 dari 13 personel militer itu merupakan marinir Angkatan Laut AS.
Bom bunuh diri yang diklaim oleh ISIS melalui afiliasinya di Afghanistan, ISIS-K, itu terjadi beberapa hari menjelang tenggat waktu AS menarik pasukannya dari negara tersebut yang berakhir pada 31 Agustus mendatang.
Serangan teror itu pun terjadi hampir dua pekan sejak Taliban mengklaim berkuasa penuh atas Afghanistan usai menduduki Ibu Kota Kabul pada 15 Agustus lalu.
Taliban berkuasa di Afghanistan usai AS menghabiskan dua dekade terakhir menginvasi dan berperang di negara itu.
Perang terpanjang dalam sejarah AS itu telah menewaskan 1.909 personelnya.
Lihat Juga : |
Kerugian terberat terjadi pada 6 Agustus 2011 ketika kelompok pemberontak menembak jatuh helikopter Chinook AS saat misi malam di Provinsi Wardak, barat daya Afghanistan.
Sebanyak 30 tentara AS, termasuk 22 personel pasukan operasi khusus Navy SEAL, delapan warga Afghanistan, dan sekor anjing militer tewas seketika.
Sebuah helikopter bala bantuan dikirim untuk mencari satu anggota Navy SEAL yang selamat. Namun, ketika menjalani proses evakuasi, pesawat itu ditembak jatuh lagi dan menewaskan 16 orang penumpang di dalamnya.
Di tahun yang sama, pada April, delapan personel Angkatan Udara dan satu warga sipil AS ditembak mati di bandara Kabul oleh seorang pilot Afghanistan.
Sebelum itu, beberapa insiden penyerangan turut menargetkan tentara AS di Afghanistan dan tak jarang menelan korban.
Pada 2008, baku tembak antara milisi Taliban dan personel AS di Wanat, Provinsi Nurestan, menewaskan sembilan tentara Negeri Paman Sam.
Lima belas bulan kemudian, pada Oktober 2009, delapan orang Amerika tewas setelah bertempur dengan ratusan milisi Taliban di Kamdesh, Provinsi Nurestan.
Dua bulan kemudian, tiga agen yang menurut intelijen AS berada di pihak mereka membunuh tujuh perwira dan kontraktor Pusat Intelijen AS (CIA) di sebuah fasilitas CIA di timur Afghanistan yang dikenal sebagai Camp Chapman.