Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuturkan perjuangannya dan tim dalam mengevakuasi 26 WNI dari Afghanistan setelah Taliban menguasai negara tersebut.
Retno menyebut evakuasi tersebut sebagai usaha yang maha berat dan berisiko besar. Keberhasilan evakuasi tersebut, kata dia, dikarenakan Kemenlu RI memiliki jaringan (network) yang luas dan mendalam.
Diketahui pemerintah berhasil mengevakuasi 26 WNI pada akhir pekan lalu, di tengah situasi Afghanistan yang terus memanas. Berbagai negara juga sejak pekan lalu telah menjalankan misi evakuasi warga negara masing-masing dan bandara Kabul ramai diserbu ribuan orang sejak Taliban menguasai istana kepresidenan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam usaha pemerintah melindungi WNI di Afghanistan, Retno mengatakan ia harus menghubungi setidaknya enam negara atau guna memastikan misi penyelamatan berjalan lancar.
Keenam negara tersebut adalah Amerika Serikat, Belgia, Pakistan, Turki, Qatar, dan Afghanistan.
"Evakuasi yang maha berat dan besar risikonya ini hanya dapat dijalankan karena tim evakuasi, saya khususnya, memiliki tim yang solid," kata Retno pada webinar peringatan 9 Tahun Indonesia Mengglobal, Sabtu (28/8).
Selain jaringan luas, Retno menyebut salah satu modal utama yang membuat evaluasi berjalan lancar adalah keberanian.
Pada Jumat (20/8) Kementerian Luar Negeri mengevakuasi 26 warga negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan. Mereka dijemput oleh pesawat milik TNI Angkatan Udara (AU) dan mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, pada 21 Agustus dini hari.
"Tim evakuasi membawa 26 WNI termasuk staff KBRI, 5 WN Filipina, dan 2 WN Afghanistan (suami dari WNI dan staff lokal KBRI)," tulis Retno melalui Twitter, Jumat (20/8).
Saat ini kondisi Bandara di Kabul sendiri masih tak menentu setelah Kamis (26/8) terjadi bom bunuh diri yang menewaskan puluhan orang, termasuk tentara AS. Akibat ledakan tersebut, sejumlah negara seperti Perancis dan Selandia Baru menghentikan sementara proses evakuasi warga.
(wel/vws)