Wartawan Perempuan Kabur Usai Wawancara Jubir Taliban

CNN Indonesia
Selasa, 31 Agu 2021 05:05 WIB
Arghand terpaksa mengungsi keluar Afghanistan meski sempat mewawancarai petinggi Taliban dua hari setelah kelompok itu mengambil alih Ibu Kota Kabul.
Ilustrasi perempuan Afghanistan. (Foto: REUTERS/ANDREW BIRAJ)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang wartawan perempuan Afghanistan, Beheshta Arghand, melarikan diri keluar negeri seperti kebanyakan teman satu profesinya setelah Taliban menguasai negara Asia Selatan itu pada 15 Agustus lalu.

Sebelum mengungsi keluar negeri, Arghand, seorang pembawa berita stasiun berita Afghanistan TOLO, sempat mewawancarai petinggi Taliban secara langsung.

Wawancara yang dilakukan dua hari usai Taliban mengambil alih kekuasaan pemerintah itu pun sontak menjadi tajuk utama berbagai media internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemiliki TOLO, Saad Mohseni, menuturkan ttu merupakan pertama kalinya dalam sejarah perwakilan Taliban muncul di televisi dan bersedia diwawancarai oleh presenter perempuan.

Dalam kolomnya di The Washington Post, Mohseni menganggap manuver itu menggambarkan bahwa Taliban berupaya "menunjukkan sisi moderatnya" ke dunia.

Sementara itu, Arghand mengaku wawancara itu cukup sulit ia lakukan karena kekhawatiran akan keamanannya. Namun, ia tetap bertekad melakukan wawancara itu demi perempuan Afghanistan.

"Saya berkata pada diri sendiri bahwa 'seseorang harus memulainya. Jika kita diam di dalam rumah atau tidak pergi ke kantor, mereka akan menganggap mereka tidak mau bekerja," ucap Arghand.

"Saya juga sempat berkata pada anggota Taliban, 'kami ingin hak-hak kami, kami ingin bekerja. Kami harus terlibat di masyarakat. Ini hak kami," katanya menambahkan.

Dua hari setelah wawancara itu, laporan Arghand kembali menjadi sorotan. Perempuan 24 tahun itu berhasil mewawancarai aktivis Afghanistan sekaligus peraih Hadiah Nobel Perdamaian, Malala Yousafzai, yang pernah selamat dari upaya pembunuhan Taliban beberapa tahun lalu.

Dua hari setelah mewawancarai Malala, Arghand terpaksa meninggalkan pekerjaan yang ia cintai dan memutuskan meninggalkan Afghanistan dengan alasan menjauh dari ancaman kekerasan Taliban.

Ia meminta pertolongan aktivis untuk dapat mengungsi keluar negeri. Pada Selasa pekan lalu, dia ikut penerbangan evakuasi Angkatan Udara Qatar bersama beberapa anggota keluarganya.

"Saya meninggalkan negara itu karena, seperti jutaan orang lainnya, saya takut pada Taliban," kata Arghand kepada CNN.

Arghand menuturkan dia berharap bisa pulang jika Taliban menepati janjinya dan situasi telah membaik.

Sementara itu, bos Arghand, Mohseni mengatakan kasus yang dihadapi Arghand mencerminkan situasi di Afghanistan saat ini.

"Hampir semua wartawan dan jurnalis terkenal kami telah pergi. Kami telah bekerja seperti orang gila untuk menggantikan mereka yang pergi dengan orang baru," papar Mohseni.

"Kami berada di dalam dilema, mengeluarkan orang dari Afghanistan (karena mereka merasa tidak aman) dan menjaga operasi tetap berjalan," ucapnya menambahkan.

Tak hanya Arghand, banyak jurnalis Afghanistan lainnya memilih kabur dari negara itu karena ketakutan mereka terhadap kebrutalan Taliban yang kembali berkuasa.

Menurut data Reporters Without Borders (RSF), sudah terjadi tujuh kekerasan pada awak media yang dilakukan oleh Taliban, seperti dikutip DW. Padahal, Taliban sudah berjanji akan memerintah secara inklusif tanpa kekerasan , termasuk melindungi hak perempuan.

Arghand sendiri ialah salah satu pembawa berita wanita ternama di Afghanistan. Ia telah bercita-cita menjadi wartawan sejak SMA setelah salah satu gurunya meminta dia membacakan berita di depan kelas.

"Layaknya saya seorang pembawa berita sebenarnya," kenang Arghand.

Arghand merupakan wartawan lulusan jurnalistik di Kabul University. Sebelum bekerja di TOLO, ia pernah bekerja di beberapa kantor berita dan stasiun radio. Afghanistan.

"Saya bekerja di Tolo selama satu bulan dua pulu hari, lalu Taliban datang berkuasa," kata Arghand.

(pwn/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER