Nigeria memprioritaskan empat jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan, tapi tidak termasuk jenis Sinopharm.
Pejabat kesehatan yang mengepalai program vaksinasi Covid-19 di Nigeria menyebutkan jenis vaksin yang diprioritaskan yakni AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson.
Menteri Kesehatan Nigeria Faisal Shuaib mengatakan bahwa vaksin Sinopharm juga telah disetujui oleh BPOM setempat "untuk penggunaan darurat", tetapi tidak jadi prioritas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami tidak ingin situasi di mana kami mungkin memiliki 10, 20 vaksin yang telah diakui secara global atau terdaftar untuk penggunaan darurat, dan kemudian Anda ingin membawa semua 20 vaksin ke Nigeria, itu tidak masuk akal," kata Shuaib kepada awak media, seperti dikutip Reuters.
"Kami memprioritaskan yang sudah kami kenal," katanya, seraya menambahkan bahwa selain empat yang dia sebutkan digunakan di Nigeria pada tahap selanjutnya akan tergantung pada ketersediaan dan kondisi pandemi.
Pada pertemuan seminggu sebelumnya, Shuaib mengatakan Nigeria mengharapkan untuk menerima pengiriman 7,7 juta dosis vaksin Sinopharm melalui skema COVAX - program berbagi vaksin yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa organisasi internasional lainnya - yang ditujukan untuk menyediakan vaksin ke negara-negara berkembang.
Namun, dia belum menjelaskan apakah dosis Sinopharm akan diberikan kepada masyarakat atau tidak.
Sejauh ini, 2,9 juta orang di Nigeria telah menerima satu dosis vaksin Covid-19, sementara 1,4 juta orang telah menerima dua dosis. Populasi Nigeria diperkirakan mencapai 200 juta.
Menurut laporan Reuters, kendala utama program vaksinasi Covid-19 di Nigeria adalah kurangnya pasokan dan tingginya tingkat keraguan vaksin di antara sebagian populasi.
Shuaib mengatakan Nigeria telah menerima pengiriman hampir 600 ribu dosis vaksin AstraZeneca minggu lalu yang dipasok oleh Inggris melalui skema COVAX.
Nigeria juga mengharapkan distribusi dari puluhan juta dosis vaksin Johnson & Johnson selama beberapa bulan mendatang, yang telah dibeli melalui program Uni Afrika.
(reuters/agn)