Juli lalu, Aliansi Hong Kong mengatakan mereka telah memberhentikan anggota staf guna memastikan keselamatan masing-masing. Setengah dari anggota komite, juga dilaporkan telah mengundurkan diri.
Setiap tanggal 4 Juni, mereka mengorganisir peringatan peristiwa berdarah Lapangan Tiananmen, dengan menyalakan lilin secara massal di Victoria Park Hong Kong.
Peringatan itu dihadiri oleh ribuan penduduk. Beberapa tahun terakhir lebih banyak warga yang turut berpartisipasi dalam acara itu lantaran mereka geram atas tingkah laku Beijing mengendalikan Hong Kong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Slogan-slogan di acara tersebut, kerap menyuarakan demokrasi di China dan menuntut berakhirnya pemerintahan satu partai.
Insiden Tiananmen terjadi pada 4 Juni 1989. Partai Komunis China menjadi sorotan, saat mereka berusaha menghancurkan protes besar-besaran yang dilakukan oleh para mahasiswa di Beijing.
Pemicu aksi protes itu yakni China yang mulai mengizinkan perusahaan swasta dan investasi asing. Pemerintah berharap langkah itu dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan standar hidup masyarakat. Sayangnya, upaya itu diiringi praktik korupsi yang meluas.
Menurut laporan Associated Press, para pemimpin partai juga telah memenjarakan atau mengungsikan para aktivis menghapus tragedi Tiananmen dari sejarah.
Peringatan Tiananmen selalu dilarang di China. Ritual Vigils untuk memperingatinya sempat diadakan secara terbuka di Hong Kong dan Makau, wilayah China dengan kontrol politik yang lebih sedikit, namun tahun ini pihak berwenang melarang acara tersebut.
Dua peringatan terakhir Tiananmen dilarang oleh kepolisian dan pemerintah Kota Hong Kong, dengan menutup museum yang dioperasikan oleh aliansi tersebut.
Pihak berwenang China juga khawatir di masa mendatang akan ada kemungkinan pelanggaran dari undang-undang keamanan itu.
(isa/bac)