Menlu RI Sebut Dunia Belum Bebas dari Ancaman Senjata Nuklir

CNN Indonesia
Selasa, 21 Sep 2021 10:39 WIB
Menlu RI, Retno Marsudi, menyatakan dunia belum bebas dari ancaman senjata nuklir. (Dok. Kemlu RI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menyatakan bahwa dunia belum benar-benar bebas dari ancaman senjata nuklir. Ia pun menyerukan penggunaan nuklir untuk tujuan damai dalam pertemuan ke-65 Badan Energi Atom Dunia (IAEA), Senin (20/9).

"Tidak dapat dipungkiri bahwa nuklir memang dapat menjadi senjata yang mengerikan. Saat ini, dunia masih belum sepenuhnya terbebas dari ancaman senjata nuklir dan perlombaan senjata nuklir masih terus terjadi," demikian kutipan siaran pers Kementerian Luar Negeri terkait pidato Retno di IAEA.

Berdasarkan siaran pers yang dirilis di situs Kemlu pada Selasa (21/9) itu, Retno juga menyoroti bahwa selain untuk senjata, nuklir juga dapat digunakan untuk tujuan-tujuan yang bermanfaat bagi umat manusia.

"Kita harus mendorong penggunaan nuklir untuk tujuan damai," ujar Retno dalam pertemuan virtual itu.

Retno kemudian memberikan contoh pemanfaatan teknologi nuklir untuk mengembangkan varietas padi yang unggul.

Sejak 2013, Indonesia melalui Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman Pangan (PAIR) telah mengembangkan 23 varietas padi, bekerja sama dengan IAEA dan Badan Pangan Dunia (FAO).

Selain itu, teknologi nuklir juga bisa berperan dalam upaya mengatasi pandemi. Retno mencontohkan penggunaan nuklir untuk mendeteksi varian virus baru dan mencegah pandemi di masa depan.

Retno menyatakan, Indonesia berkomitmen mendukung IAEA dalam meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir negara-negara berkembang melalui kerja sama teknis yang inklusif, termasuk melalui Kerja Sama Selatan-Selatan.

"Mari kita lanjutkan kerja kolektif untuk mempercepat dan memperluas kontribusi energi atom bagi perdamaian, kesehatan dan kemakmuran, sebagaimana yang tercantum dalam piagam IAEA," ucap Retno.

General Conference ke-65 IAEA ini berlangsung tanggal 20-24 September 2021. Konferensi ini merupakan agenda tahunan di markas PBB Wina sejak tahun 1956.

Konferensi itu diikuti negara-negara anggota IAEA untuk menentukan arah kebijakan badan tersebut dalam menjamin penggunaan energi dan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

(isa/has)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK