Sebuah mobil yang membawa ajudan utama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, Serhiy Shefir, ditembak orang-orang tak dikenal pada Rabu (22/9) pagi waktu setempat.
Shefir lolos dari upaya pembunuhan itu tanpa mengalami luka. Namun, sopirnya terluka parah akibat insiden itu hingga harus dirawat di rumah sakit.
Mobil sedam hitam Audi yang ditumpangi Shefir penyok-penyok akibat tembakan setidaknya 10 peluru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaksa Agung Ukraina Irina Venediktova menuturkan insiden itu terjadi ketika mobil Shefir dicegat saat melaju di antara dua desa di luar Ibu Kota Kiev.
Jalanan tersebut dikelilingi hutan yang menjadi tempat aman para pelaku bersembunyi setelah menembak mobil Shefir.
Polisi masih melakukan penyelidikan terkait insiden itu. Sejauh ini, aparat keamanan membuka tiga kemungkinan motif penembakkan yakni upaya menekan kepemimpinan Presiden Zelenskiy, mengacaukan situasi politik, atau serangan yang didalangi dinas intelijen asing.
"Tujuan dari kejahatan ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk membunuh," kata Menteri dalam Negeri Ukraina, Denys Monastyrsky.
Sementara itu, Shefir sendiri menganggap upaya pembunuhan yang gagal terhadapnya itu tampak seperti langkah untuk mengintimidasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
"Saya kira ini tak akan membuat presiden takut," katanya dalam konferensi pers seperti dikutip Reuters.
Presiden Zelenskiy menuturkan hingga kini belum mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Saya belum tahu siapa yang berada di belakang (penembakan) ini. Mengirim saya pesan dengan menembak rekan saya adalah kelemahan" kata Zelenskiy.
Zelenskiy tengah berada di New York, Amerika Serikat, untuk menghadiri sidang Majelis Umum PBB saat insiden terjadi. Ia mengatakan langsung pulang ke Kiev setelah menyampaikan pidatonya di rapat PBB tersebut.
Namun, beberapa penasihat Zelenskiy mengatakan serangan itu mungkin telah diatur oleh sejumlah golongan yang tak puas dengan kebijakan pemerintah. Beberapa pihak bahkan mengangkat kemungkinan Rusia terlibat dalam insiden itu.
Salah satu penasihat Zelenskiy, Oleksandr Korniienko, menuding Rusia mungkin berada di balik penembakan tersebut.
"Jejak Rusia seharusnya tidak sepenuhnya dikesampingkan. Kami tahu kemampuan mereka untuk mengatur serangan teroris di berbagai negara," ujarnya.
Namun, Moskow segera membantah tudingan itu.
Ukraina pernah menuduh Moskow mendukung pemberontakan separatis di Ukraina timur pada 2014.