Wall Street Jorunal (WSJ) melaporkan, banyak gerilyawan Taliban yang belum pernah menginjakkan kaki ke kota.
"Ketika tidak bertugas, mereka melihat-lihat, piknik, mengunjungi taman hiburan, dilengkapi senjata dan sorban," tulis laporan WSJ, yyang dikutip Arab News, Senin (28/9).
"Anggota Taliban dari tempat lain di Afghanistan juga datang untuk menyaksikan Kabul dalam perjalanan wisata," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Lokasi yang dikunjungi Taliban untuk bersantai salah satunya Danau Qargha sembari naik perahu bebek di danau itu. Kemudian mereka mengunjungi kebun binatang Kabul, bukit berumput di area Wazir Akbar Khan.
"Berkumpul dan mengambil foto dan video seperti itu tidak akan membantu Anda di dunia, dan juga di akhirat, lanjutnya.
Lihat Juga :
PM Israel: Program Nuklir Iran Langgar Semua Batasan
Selain melarang selfie, Yaqoob menegaskan agar patroli harus dibatasi di wilayah-wilayah yang ditugaskan.
Di Provinsi Helmad, Afghanistan, Talban melarang penata rambut mencukur atau memotong jenggot karena dianggap melanggar aturan Islam.
Namun, foto-foto baru menunjukkan anggota Taliban memiliki gaya rambut yang trendi, pakaian stylish, kacamata hitam, sepatu kets, yang justru menimbulkan krtik dari pemimpin mereka sendiri.
"Ini adalah perilaku para panglima perang dan gengsetr dari rezim boneka. Jika kita terus bertindak sepreti ini, Tuhan melarang. Kita akan kehilangan sistem Islam kita," kata Yaqoob.
Yaqoob kemudian mendesak anggotanya untuk memperbaiki sikap mereka dan mematuhi aturan Islam.
Sejak menjadi pemerintahan sementara di Afghanistan, Taliban menerapkan sederet aturan yang mengekang hak-hak sipil, utamanya perempuan. Seperti pembatasan bekerja, penyeragaman hijab, pendidikan, pergi harus dengan wali dan melarang olahraga.
Aturan tersebut dinilai sebagai aturan Islam versi interpretasi mereka.
Padahal sebelumnya, Taliban berjanji akan menerapkan pemerintahan yang inklusif dan menjunjung hak-hak asasi manusia.
(isa/bac)