Dubes RI Beberkan Alasan Covid di Singapura Naik Lagi

CNN Indonesia
Selasa, 28 Sep 2021 20:02 WIB
Kasus Covid-19 di Singapura naik terus menjelang rencana pemerintah hidup berdampingan dengan virus corona. (Foto: REUTERS/EDGAR SU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Duta besar Indonesia untuk Singapura, Suryo Pratomo, menjelaskan sejumlah alasan mengapa kasus Covid-19 di negara kota kembali merangkak naik dalam beberapa waktu terakhir.

Salah satu alasannya, kata Suryo, adalah masih banyak warga lanjut usia yang belum divaksinasi Covid-19.

"Karena Singapura ini wilayahnya sangat kecil, kemudian di rumah itu juga, ukuran rumahnya kecil-kecil dan jumlah orangnya banyak, muncul kekhawatiran di setiap rumah tangga itu menulari orang tuanya," tutur Suryo dalam dialog yang diadakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Selasa (28/9).

"Kita tahu banyak orang tua di Singapura itu karena merasa tidak akan pernah bepergian ke luar negeri, jadi mereka tidak mau divaksinasi," paparnya menambahkan.

Tak hanya itu, Suryo menuturkan penyebaran varian Delta corona turut menjadi penyumbang lonjakan kasus Covid-19 di Singapura seperti di kebanyakan negara lainnya.

"Pengalaman dari Singapura, ketika varian baru (Delta) itu masuk, itu yang menjadi penyebab persoalan di Singapura, karena kasus impor di Singapura sebetulnya sangat rendah. Kasus penularan di dalam Singapura yang sangat tinggi," ujar Suryo kembali.

Suryo menambahkan, transmisi yang terjadi di pemberhentian kendaraan umum seperti MRT atau bus juga berperan dalam penyebaran kasus positif di Singapura.

Singapura sendiri tengah menghadapi fase kedua lonjakan virus corona. Setelah tembus rekor dengan catatan 1.939 pada Minggu (26/9), infeksi harian Covid-19 di Singapura menurun tipis menjadi 1.647 kasus per Senin (27/9).

Walaupun angka kasus turun, jumlah kematian di Singapura bertambah dua menjadi 80 orang pada awal pekan ini.

Dua kasus kematian merupakan pasien lansia yakni nenek berusia 80 dan kakek 74 tahun yang merupakan warga negara Singapura. Mereka teridentifikasi sebagai pasien ke-74.761 dan 88.258.

Bagi sejumlah negara dengan penduduk besar, rerata 1.000 kasus Covid-19 terbilang rendah, namun bagi Singapura hal itu mengkhawatirkan.

"Di Singapura, seminggu terakhir ini memang kasusnya di atas seribu. Bahkan dua hari lalu sempat mencapai 1.939. Ini cukup mengagetkan bagi pemerintah Singapura karena mereka memperkirakan maksimum hanya sampai 200, tapi tiba-tiba sampai 1.900," kata Suryo.

Suryo menceritakan pemerintah Singapura tengah melakukan berbagai cara untuk menurunkan angka kasus positif di negaranya. Ia mengatakan banyak pekerja Singapura diminta untuk bekerja dari rumah.

Tak hanya itu, pemerintah Singapura juga kembali menerapkan sekolah daring sejak Senin (27/9).

Pemerintah Singapura juga membatasi masyarakat yang ingin makan di restoran yang hanya boleh dua orang saja, dan semuanya harus sudah menerima vaksin lengkap, ucap Suryo.

Menerapkan protokol kesehatan dengan ketat juga merupakan cara pemerintah negara itu menekan kasus positif.

"Di Singapura kan protokol kesehatan diterapkan dengan sangat ketat, orang tidak mungkin keluar rumah tanpa masker karena didenda otomatis. Orang tidak bisa makan di restoran kalau tidak bisa menunjukkan surat vaksin. Semua itu dilakukan begitu ketat," kata Suryo.



(pwn/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK