Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan selama Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (SMU-PBB) berlangsung ada beberapa isu yang disoroti, salah satunya soal krisis kemanusiaan di Afghanistan usai pemerintah di bawah kendali Taliban.
"Fokus utama membantu rakyat Afghanistan menghadapi kondisi kemanusiaan, menghadapi situasi atau tantangan sosial ekonomi", ujar Retno dalam konferensi persnya, Rabu (29/9).
Ia juga melakukan diskusi dengan sejumlah negara muslim mengenai isu Afghanistan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Membahas bagaimana kolaborasi dapat dilakukan untuk membantu rakyat Afghanistan," lanjut Retno.
Setelah SMU PPB mereka berjanji tetap melanjutkan komunikasi dengan para kolega.
"Dengan harapan ada satu langkah maju, satu langkah baik, demi membantu rakya Afghanistan," imbuh Retno.
"Jadi sekali lagi fokus isu Afghanistan adalah membantu rakyat Afghanistan menangani krisis kemanusiaan," tegasnya.
Selain hal itu, dalam SMU PBB juga, kesenjangan vaksin dan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 terus dibahas.
Afghanistan berada dalam kekacauan usai Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus lalu.
Beberapa pekan kemudian, mereka membentuk pemerintahan interim Afghanistan. Dari nama-nama yang menjabat, Taliban tak melibatkan perempuan dalam kabinetnya.
Mereka juga menerapkan sejumlah aturan yang melanggar hak asasi manusia, utamnya perempuan. Para perempuan di Afghanistan tak diizinkan bekerja kecuali di sektor tertentu yang jenis pekerjaanya tak bisa digantikan oleh laki-laki, pendidikan dibatasi, keluar harus dengan wali, kewajiban mengenakan hijab dan larangan olahraga.
Tempo hari Taliban juga memamerkan hukum gantung yang disebut sebagai peringatan kepada warga agar tak melakukan tindakan pencurian. Mereka juga menerapkan kembali hukum potong tangan dan kaki.
Situasi di Afghanistan semakin pelik mengingat banyak negara yang masih mempertimbangkan menjalin hubungan diplomatik dengan Taliban. Sementara anggaran Afghanistan 80 persen mengandalkan bantuan dari asing.
PBB dan UNESCO juga sudah mewanti-wanti ancaman kelaparan yang mengintai warga Afghanistan.