Korea Utara menguji coba tiga senjata baru, yang diberi kode KN-23, KN-24 dan KN-25 oleh para ahli dari luar. Tidak seperti rudal lama yang menggunakan bahan bakar cair, ketiga rudal baru menggunakan bahan bakar padat.
Senjata ini dipasang pada peluncur bergerak. Senjata ini juga lebih mudah diangkut, disembunyikan, dan membutuhkan sedikit waktu untuk mempersiapkannya.
Negara ini memiliki banyak tentara. Militer Korea Utara adalah yang terbesar keempat di dunia, dengan hampir 1,3 juta personel aktif, terhitung sekitar 5 persen dari total populasi. Lebih dari enam ratus ribu orang lainnya melayani sebagai tentara cadangan, dilansir CFR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konstitusi Korea Utara dalam Pasal 86 menyatakan, "Pertahanan nasional adalah tugas tertinggi dan kehormatan warga negara," dan itu mengharuskan semua warga negara untuk bertugas di militer.
Korea Utara dikabarkan mengembangkan kemampuan militer mereka di bidang ilmu komputer dan serangan siber. Pengembangan ini kemungkinan didorong oleh bantuan China dan Soviet pada 1980-an dan 1990-an.
Sebagian besar serangan sibernya berbentuk serangan penolakan layanan (DDoS). Serangan itu dilakukan untuk membuat situs web tidak tersedia lagi bagi penggunanya dengan membanjiri lalu lintas internet dengan berbagai informasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan siber terhadap bank dan media di Korea Selatan, pun peretasan Sony Pictures 2014, dikaitkan dengan kelompok yang memiliki hubungan dengan Korea Utara. Korea Selatan juga menuduh Korea Utara melanggar komando siber militernya pada Desember 2016.
(pwn/eks)