Setelah pernah berseteru, Yordania dan Suriah tampaknya bakal akur lagi. Kemungkinan itu setelah Raja Yordania Abdullah menerima telepon dari Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Pernyataan ini disampaikan oleh Kerajaan Yordania pada Minggu (4/10).
Para pejabat menilai komunikasi ini merupakan komunikasi pertama yang terjadi sejak dimulainya konflik di Suriah satu dekade lalu, dilansir Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka membahas hubungan antara kedua negara bersaudara dan cara-cara meningkatkan kerja sama," dalam pernyataan istana Yordania.
Percakapan ini merupakan langkah terbaru untuk memperbaiki hubungan antara para pemimpin kedua negara yang saling berlawanan dalam perang Suriah. Yordania sendiri mendukung pemberontak Suriah yang berusaha menjatuhkan Assad dari kekuasaan negara itu.
Yordania juga menjadi saluran pasokan senjata Barat dan Arab untuk pasukan yang mencoba menggulingkan Assad.
Walaupun begitu, Yordania tengah mempercepat langkah menormalkan hubungan dengan Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Negara itu juga sempat menerima Menteri Pertahanan Suriah dalam kunjungan langka yang membahas keamanan lintas batas.
Suriah sendiri dilanda perang sejak dimulainya protes pada Presiden Assad di 2011. Namun, perang ini meningkat menjadi perang skala penuh antara pemerintah Suriah, yang didukung oleh Rusia dan Iran, dan kelompok pemberontak anti-pemerintah yang didukung oleh Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Turki.
Sebagaimana dilansir CFR, ada tiga alasan konflik di negara itu terjadi. Pertama, upaya koalisi untuk mengalahkan ISIS. Kedua, kekerasan antara pemerintah Suriah dan pasukan oposisi. Dan terakhir, operasi militer terhadap Kurdi Suriah oleh pasukan Turki.
Lihat Juga : |
Menurut perkiraan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 400.000 orang tewas di Suriah sejak awal perang. Di Januari 2019, lebih dari 5,6 juta penduduk telah meninggalkan negara itu.
Banyak pengungsi telah melarikan diri ke Yordania dan Lebanon, membebani infrastruktur yang sudah lemah dan sumber daya yang terbatas di kedua negara itu. Beberapa warga Suriah juga melarikan diri ke Turki dan Eropa.