Mengukur Kekuatan Taiwan dan China usai Klaim Siap Perang

CNN Indonesia
Jumat, 08 Okt 2021 14:58 WIB
Taiwan mengklaim siap berperang melawan China di tengah peningkatan provokasi Negeri Tirai Bambu. Sejumlah pengamat mencoba memetakan kekuatan China dan Taiwan.
Ilustrasi jet Taiwan. (Taiwan Military Agency)

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, memang mengatakan bahwa negaranya siap berperang dengan China. Namun, Schuster menganggap Taiwan akan kesulitan jika harus mengimbangi kekuatan pasukan udara China.

"Sebagian besar armada tempur Taiwan berusia hampir 30 tahun. Setiap pertempuran akan menekan kerangka pesawat. Seiring usia pesawat bertambah, material pada struktur kerangka udara mereka akan kelelahan," kata Schuster.

China, lanjutnya, mungkin berharap bahwa serangannya belakangan ini dapat membuat Taiwan memilih antara memberlakukan batasan manuver pada pesawat tempurnya atau benar-benar mengeliminasi jet-jet usang tersebut untuk diperbaiki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pengamat dari Griffith Asia Institute Australia, Peter Layton, mengatakan bahwa Taiwan mungkin tak akan bereaksi atas provokasi China itu.

Ia memperhatikan bahwa Taiwan saja tak menggunakan foto-foto China saat kejadian ketika mengumumkan insiden di ADIZ tersebut. Berarti, Taiwan tak perlu repot-repot mengerahkan tenaga untuk mengetahui jenis pesawat yang digunakan China.

"Taiwan, bagaimanapun, menerbitkan data terperinci yang mencakup jenis pesawat PLAAF. Ini berarti (militer Taiwan) dapat mengidentifikasi jenis pesawat dengan cara non-visual, yaitu sarana elektronik jarak jauh," katanya.

Meski masih jauh dari saling serang, para pengamat sepakat bahwa manuver China belakangan ini memberikan sinyal kuat bahwa mereka siap menyerang.

"Itu adalah pesan yang kuat; yang menyertai dan memperkuat retorika ancaman China," ucap ahli hubungan Indo-Pasifik dari Universitas Webster, Lionel Fatton.

Di tengah ancaman ini, Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, sendiri mengaku bahwa sebenarnya ia tak ingin "mencari konfrontasi militer.

"Taiwan berharap hidup berdampingan secara damai, stabil, dapat diprediksi, dan saling menguntungkan dengan tetangganya. Namun, Taiwan juga akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratisnya," katanya.



(isa/has)

HALAMAN:
1 2
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER