Pemimpin redaksi surat kabar Rusia Novaya Gazeta, Dmitry Muratov, menjadi salah satu peraih penghargaan Hadiah Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis asal Filipina, Maria Ressa, pada Jumat (08/10).
Komite Nobel Norwegia menuturkan Muratov dan Ressa berhak mendapat penghargaan bergengsi perjuangan mereka menjaga kebebasan berekspresi yang kian terancam di Rusia dan Filipina.
Mengutip laman resmi Nobel Prize, Dmitry Muratov berperan besar membela kebebasan berbicara dan berekspresi di Rusia yang kian terancam di bawah rezim Presiden Vladimir Putin.
Bernama lengkap Dmitry Andreyevich Muratov, pria kelahiran 1961 telah menjadi pemimpin redaksi Novaya Gazeta sejak 1995. Media tersebut dinilai sebagai salah satu yang paling independen di Rusia dan terkenal atas kritikannya terhadap rezim Presiden Putin yang terkenal otoriter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari laman Committe to Protect Journalist (CPJ), Novaya Gazeta dikenal karena investigasinya yang mendalam tentang isu-isu sensitif seperti korupsi tingkat tinggi, pelanggaran hak asasi manusia, hingga penyalahgunaan kekuasaan dalam pemerintahan Rusia.
Novaya Gazeta pun dinilai menjadi sumber informasi penting terkait ketidakbenaran yang terjadi di Rusia, yang jarang diangkat media lokal lain.
Dalam pembacaaan pengumuman Nobel Perdamaian, dikatakan bahwa enam jurnalis Novaya Gazeta terbunuh sejak media itu berdiri. Walaupun demikian, Muratov tetap menjalankan prinsip independensi medianya.
Sejumlah jurnalis Novaya Gazeta, termasuk Anna Politkovskaya dan Natalya Estemirova dibunuh dalam insiden yang diyakini terkait dengan peliputan mereka yang mengungkap pelanggaran HAM di Rusia, khususnya di wilayah Chechnya.
Muratov mengaku hadiah Nobel Perdamaian ini benar-benar tidak terduga, dan awalnya dia mengira panggilan telepon masuk, dari nomor Norwegia, adalah spam.
Muratov menilai hadiah Nobel ini melambangkan pengakuan atas peningkatan tekanan yang diterima jurnalis di dunia, terutama Rusia.
"Jurnalisme Rusia sedang ditekan sekarang. Kami akan mencoba membantu orang-orang yang sekarang dikenal sebagai 'agen asing' dan yang diserang dan diusir dari negara itu," katanya.
Muratov juga memenangkan sederet penghargaan lain sebelumnya seperti Penghargaan Kebebasan Pers Internasional, yang diberikan oleh Komite untuk Melindungi Jurnalis (CPJ), pada 2007.
Pada 2010, ia juga dianugerahi penghargaan Legiun Kehormatan Prancis.