Sejumlah peristiwa meramaikan berita internasional pada Selasa (12/10) mulai dari baku tembak tentara India dengan militan di Kashmir sampai China disebut bikin kapal selam nuklir yang kian sulit terdeteksi
Kelompok pakar vaksin di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan warga dengan masalah kekebalan atau imun sedang dan beratserta lansia yang sudah disuntik dua dosis vaksin SinovacdanSinopharmuntuk mendapat suntikan ketiga.
Dikutip dari AFP, Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE), mengatakansuntikan ketiga "harusdiberikan kepada orang berusia 60 tahun ke atas"orang yang diimunisasi dua dosis Sinovac dan Sinopharm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suntikandengan vaksin yang berbeda "juga dapat dipertimbangkan berdasarkan pasokan vaksin dan pertimbangan akses".
Setidaknya lima tentara India dan dua kelompok militan tewas dalam bentrokan di wilayah Kashmir pada Senin (11/10).
Juru bicara militer India, Letnan Kolonel Davinder Anand, mengatakan kelima personel itu sempat dilarikan ke rumah sakit setelah terluka dalam bentrokan di Kashmir bagian India dekat perbatasan dengan Pakistan.
Namun, Anand menuturkan nyawa kelima personel India itu tidak tertolong.
"Mereka dipindahkan ke fasilitas medis terdekat tetapi meninggal dunia karena luka-luka mereka," kata Anand seperti dikutip Reuters.
China dilaporkan sedang menyusun berbagai upaya untuk membuat kapal selam bertenaga nuklir pembawa rudal balistik (SSBN) mereka semakin sulit dideteksi pihak lain.
Dugaan ini mencuat dalam hasil riset penulis ensiklopedia mengenai kapal selam dari Prancis, Eric Genevelle. Ia melakukan riset bersama mantan teknisi sonar kapal selam nuklir Angkatan Laut Amerika Serikat, Richard W Stirn.
Dalam laporannya, Genevelle dan Stirn mendeteksi bahwa China meningkatkan kemampuan kapal selamnya agar tak terdeteksi dengan mengurangi kebisingan dan mengembangkan taktik untuk menyembunyikan nomor identifikasi.
Menurut mereka, China sudah memiliki dua jenis SSBN, yaitu Tipe 092 dan Tipe 094. Tipe 094 sendiri terbagi lagi menjadi dua, yaitu varian A dan B.
Sadrist Movement, partai pimpinan salah satu ulama Syiah terkemuka di Irak, Moqtada al-Sadr, menang pemilihan umum yang digelar pada Minggu (10/10).
Seorang pejabat Sadrist Movement mengatakan kepada AFP pada Senin (11/10) bahwa partai mereka dinyatakan menang setelah berhasil merebut kursi parlemen terbanyak, yaitu 73 dari 329 yang diperebutkan.
"Rakyat harus merayakan kemenangan kubu terbesar tanpa menyebabkan keributan," ujar Sadr dalam pernyataan resminya.
Pejabat komisi pemilu Irak juga mengonfirmasi bahwa berdasarkan penghitungan awal,Sadrist Movement memang sudah memimpin. Di periode sebelumnya,Sadrist juga sudah memegang kursi parlemen terbanyak, yaitu 54.
(rds/rds)