Sebagaimana dilansir The Guardian, kini baru dua negara bagian Australia yang mendeklarasikan bakal menerima mahasiswa asing, yaitu New South Wales (NSW) dan Victoria, mulai akhir tahun ini.
NSW mengumumkan bakal menerima 250 pelajar internasional setiap dua pekan. Sementara itu, Victoria akan mencoba menerima 120 siswa internasional tiap pekan.
Namun, semua mahasiswa internasional tetap harus menjalani karantina setibanya di Australia. Pelajar di NSW tak perlu membayar karantina, sementara Victoria masih akan mempertimbangkan siswa mana yang harus membayar biaya karantina AUS$5.000 atau sekitar Rp52,2 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berita ini tersiar, sejumlah pelajar internasional kembali khawatir karena beberapa hal, seperti jurusan mahasiswa yang menjadi prioritas dan biaya karantina terlampau tinggi.
"Jika ada karantina wajib, berapa biayanya? Dan apakah aturannya akan berbeda bagi orang yang sudah pernah terinfeksi Covid dan yang sudah divaksin?" ujar presiden komunitas pelajar Vietnam di Deakin University, Stella Quang.
Selain itu, Quang juga mengatakan bahwa banyak pelajar khawatir jurusan mereka tak menjadi prioritas. Quang sendiri, misalnya, mengambil jurusan komunikasi yang semua pelajarannya bisa disajikan secara virtual.
"Saya tampaknya bukan prioritas dalam daftar yang dapat kembali, tapi saya sudah membayar terlalu tinggi yang seharusnya bisa belajar langsung di sana, menggunakan infrastruktur, dan merasakan tatap muka di kampus," ucapnya.
Meski demikian, Kepala Eksekutif Universitas Australia, Catriona Jackson, memastikan bahwa tiap negara bagian akan membuat aturan tersendiri untuk mahasiswa-mahasiswa internasional dalam waktu dekat.
Pemerintah memang terus memutar otak untuk mencari cara agar mahasiswa internasional dapat kembali. Pasalnya, pendapatan negara dari pelajar internasional merupakan tulang punggung industri edukasi di Australia.
Pada 2019, sekitar 40 miliar dollar Australia masuk ke kas Negeri Kanguru dari pelajar internasional. Ketika pandemi melanda setahun kemudian, pendapatan itu berkurang 6 persen, atau sekitar 2,2 miliar dollar Australia.
(has)