Media Asing Soroti Warga Jakarta Takut Keluhkan Suara Azan

CNN Indonesia
Kamis, 14 Okt 2021 15:35 WIB
Media asing menyoroti warga Jakarta yang ketakutan untuk mengajukan komplain suara azan yang terlalu bising.
Foto ilustrasi, masjid Jami Al Makmur Cikini, Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Pada 2018 lalu, seorang perempuan beragama Buddha. Meiliana, dipenjara usai mengeluhkan suara azan yang memekan telinga."Sakit telingaku", katanya.

Usai ada keluhan itu, ratusan pengunjuk rasa membakar hampir selusin kuil Buddha di Tanjung Balai Sumatera Utara, wilayah tempat tinggal perempuan tersebut.

Ibu empat anak itu dipenjara selama 18 bulan pada 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mei lalu, sekelompok orang marah dan mengunjungi kompleks perumahan mewah di dekat Jakarta setelah salah satu warga meminta pengeras suara masjid setempat dijauhkan dari rumahnya.

Polisi dan militer terpaksa turun tangan, dan pria itu secara terbuka meminta maaf melalui media sosial untuk memadamkan kemarahan.

Awal 2021, aktris dan influencer Zaskia Mecca, dikecam netizen setelah ia mengkritik volume masjid selama bulan suci Ramadhan. Rina sendiri bersikeras tidak akan mengadu.

"Kasus [ibu yang dipenjara] menunjukkan kepada kita bahwa melaporkannya tidak akan membawa apa-apa selain bencana," ujarnya.

"Saya tidak punya pilihan selain hidup dengan itu. Atau menjual rumah saya."

Salah satu akademisi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Jakarta, Ali Munhanif, mengatakan orang Indonesia sering bereaksi marah terhadap keluhan seperti itu. Pasalnya, mereka salah memercayai bahwa pengumuman pengeras suara sebagai persyaratan agama daripada ekspresi budaya.

"Inilah yang terjadi ketika kemajuan teknologi bertemu ekspresi keagamaan yang berlebihan. Jika azan dibiarkan begitu saja atau tidak diatur maka bisa mengganggu kerukunan masyarakat," imbuhnya.

Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla, memperkirakan sekitar separuh masjid di Indonesia memiliki akustik yang buruk, yang memperburuk masalah kebisingan.

"Ada kecenderungan untuk mengatur volume suara yang tinggi agar azan dapat didengar oleh jamaah sebanyak mungkin dari jarak jauh karena mereka menganggapnya sebagai simbol keagungan dalam Islam," jelas koordinator program akustik IMC, Azis Muslim.

Organisasi tersebut berjuang untuk meminimalkan ketegangan masyarakat dengan layanan gratis untuk memperbaiki sistem suara dan menawarkan pelatihan.

Ada sekitar 7.000 teknisi untuk mengerjakan proyek tersebut dan telah memperbaiki audio di lebih dari 70 ribu masjid.

Meski program tersebut tidak wajib, Ketua Masjid Al-Ihkwan Jakarta, Ahmad Taufik, memanfaatkannya karena ingin memastikan keharmonisan sosial.

"Suaranya sekarang lebih lembut. Dengan begitu tidak akan mengganggu orang-orang di sekitar, apalagi kami memiliki rumah sakit di belakang masjid," katanya.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER