Warga Taipei Masa Bodoh jika Taiwan dan China Perang

CNN Indonesia
Jumat, 15 Okt 2021 16:09 WIB
China berulang kali mengirimkan pesawat militernya ke wilayah udara Taiwan, sementara para pemimpin perang pernyataan. Namun, warga Taiwan mengaku tak khawatir. (Reuters/Ann Wang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kondisi China dan Taiwan kian panas. China berulang kali mengirimkan pesawat militernya ke arah Taiwan, sementara para pemimpin bersilat lidah, bahkan sempat menyatakan siap perang. Namun, warga Taiwan mengaku tak khawatir.

Dua nenek berusia 80-an tahun, Huang dan Chang, misalnya. Mereka memulai paginya dengan membicarakan makanan ringan, teh, dan apakah mereka harus berolahraga. Perang bukanlah sesuatu yang dikhawatirkan, kata mereka.

"Kami tidak khawatir akan hal itu (perang) sama sekali. Ancaman itu selalu ada dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Jika itu akan terjadi, itu harusnya sudah terjadi sejak lama," tutur Huang kepada CNN.

Walaupun begitu, keduanya mengatakan bahwa mereka tak menginginkan perang. Mereka juga menilai jika invasi terjadi di Taiwan, itu berada di luar kendali rakyat negara itu.

"Jika perang akan terjadi, mau kita mengkhawatirkannya atau tidak, tidak ada bedanya," tutur mereka.

Beberapa orang khawatir Taiwan akan kembali bersatu dengan China akibat paksaan Beijing. Namun, banyak masyarakat juga menilai pemerintah China tidak akan melakukan paksaan tadi.

"Saya pikir China dan Taiwan selalu hidup berdampingan dengan damai. Ada masyarakat Taiwan di daratan China, dan ada orang China di daratan Taiwan. Kita semua adalah orang China," kata pedagang pasar di Taipei, Vicky Tsai.

Tsai juga menilai tensi yang meningkat antara militer China dan Taiwan tidak terlalu berdampak pada kehidupan masyarakat. Banyak warga Taiwan menganggap tensi ini sebagai permainan kalangan atas.

"Saya berpikir lebih penting untuk mendapatkan uang," tuturnya.

Pelapor isu militer di TVBS News Taiwan, Liu Ting-ting, juga berpendapat bahwa meskipun tensi di kedua negara meningkat, masalah ini tidak memengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari.

"Masyarakat lebih khawatir dengan apakah mereka bisa menyajikan makanan di atas meja," ucap Liu.

Menurut Liu, masyarakat Taiwan tak peduli tentang saling klaim wilayah antara Beijing dan Taipei. Selama ini, China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah negara itu.

Namun, Taiwan selalu membantah klaim itu. China dikenal dengan kepemimpinannya yang otoriter, sementara Taiwan menganut nilai demokrasi.

Liu menyampaikan bahwa jika China akhirnya memutuskan untuk mengambil Taiwan secara paksa, masyarakat tak dapat berkomentar apa-apa.

"Tidak ada yang bisa mereka lakukan terkait hal itu," ujar Liu.

(pwn/has/bac)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK