Sejumlah kabar meramaikan berita internasional pada Kamis (14/10), mulai dari China naik pitam karena perwakilan Taiwan bertemu pejabat Amerika Serikat hingga Iran mengancam Israel karena mengganggu program nuklir mereka.
China kembali naik pitam setelah perwakilan Taiwan, Hsiao Bi-khim, bertemu dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, pada Rabu (13/10).
"Kami mendesak AS agar tak lagi punya ilusi untuk menggunakan Taiwan melawan China," ujar juru bicara Kedutaan Besar China untuk Amerika Serikat, sebagaimana dikutip media China, CGTN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jubir Kedubes China melontarkan pernyataan itu setelah Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik Kemlu AS mengunggah foto pertemuan dengan Hsiao.
Dalam foto itu, Hsiao terlihat berjabat tangan dengan Wakil Menlu untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik yang baru dilantik, Daniel Kritenbrink.
Dari Indonesia, kabar mengenai warga Jakarta takut menyampaikan komplain akan suara azan yang terlalu bising juga menjadi sorotan media internasional.
Kantor berita asal Prancis, AFP, menyoroti kisah salah satu warga Jakarta, Rina (bukan nama sebenarnya), yang bangun tiap pukul 03.00 karena pengeras suara begitu keras dari masjid di pinggiran Jakarta saat azan berkumandang.
Media lokal Prancis, RFI, juga turut melaporkan hal serupa. Menurut mereka, keluhan soal pengeras suara yang bising semakin meningkat di media sosial.
Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla, sempat memperkirakan sekitar separuh masjid di Indonesia memang memiliki akustik tak baik, yang memperburuk masalah kebisingan.
Selain itu, koordinator program akustik IMC, Azis Muslim, juga melihat kecenderungan lain dari masjid-masjid yang ada di Indonesia.
"Ada kecenderungan untuk mengatur volume suara yang tinggi agar azan dapat didengar oleh jemaah sebanyak mungkin dari jarak jauh karena mereka menganggapnya sebagai simbol keagungan dalam Islam," kata Azis.
Dari kawasan Timur Tengah, kabar mengenai Iran juga jadi sorotan. Kali ini, Iran mengancam Israel gara-gara negara itu terus mengganggu program nuklir Tehran.
"Kami memperingatkan rezim Zionis terhadap kesalahan perhitungan atau kegiatan militer apa pun yang menargetkan Iran dan program nuklirnya," tulis Duta Besar Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi, dalam surat yang diterbitkan kantor berita Tasnim.
Sebagaimana dilansir AFP, Ravanchi menuduh Israel kerap melakukan tindakan yang provokatif terhadap Teheran. Ia juga menilai ancaman Israel pada negaranya membuktikan Tel Aviv bertanggung jawab atas serangan teror program nuklir Teheran di masa lampau.
(has)