Kebijakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang memangkas anggaran senjata nuklir disorot usai China menguji coba rudal hipersonik. Pejabat intelijen dan pertahanan AS menilai rudal China tersebut merupakan lompatan pencapaian teknologi yang dapat mengancam keamanan AS.
Berita peluncuran rudal China terungkap ke publik saat tinjauan anggaran nuklir AS hampir berakhir. Saat itu, tim keamanan Nasional AS tengah merumuskan kebijakan pembatasan dan penurunan anggaran modernisasi dan produksi nuklir.
Menurut beberapa sumber yang mengetahui hal tersebut, pejabat intelijen menyampaikan kepada Komite Intelijen Senat bahwa tes rudal China mengalami kemajuan substansial. Kemajuan ini dikhawatirkan dapat menjadi serangan strategis pertama China terhadap AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari CNN, elemen dari kemampuan rudal China itu disebut mengejutkan pejabat pertahanan AS.
Selain itu, menurut seorang mantan pejabat kontrol senjata, China telah membangun dan berhasil menguji teknologi rudal lebih cepat dari perkiraan AS.
Di sisi lain, uji coba hipersonik AS yang dilakukan oleh Pentagon pada Kamis (21/10) gagal untuk yang kedua kalinya. Uji coba rudal itu pertama kali dilakukan pada April lalu.
Kemajuan tes China juga menunjukkan kemampuan potensial untuk meluncurkan serangan dari atas Kutub Selatan. Jalur ini telah lama dikhawatirkan AS karena kurangnya sistem yang dirancang untuk memberikan peringatan dini.
"Ini adalah kemampuan serangan pertama dan menekankan perlunya kami melanjutkan program modernisasi kami dengan cepat," kata salah satu staf senior Kongres Republik, merujuk pada upaya berkelanjutan di Pentagon dan Administrasi Keamanan Nuklir Nasional untuk merombak persenjataan nuklir Amerika.
Menurutnya, upaya Biden memangkas anggaran senjata bakal membuat AS semakin tertinggal dari China dan Rusia.
Lihat Juga : |
"Jadi, ini bertentangan dengan narasi bahwa kita dapat mengurangi peran senjata nuklir ketika Rusia dan China berlomba dengan kecepatan penuh," katanya.
Namun, pejabat dan pakar lain tidak begitu khawatir dengan uji coba rudal tersebut dan mengatakan bahwa teknologi itu tidak memberikan keunggulan bagi China dan uji coba itu juga tak mengganggu kestabilan AS.
"Saran saya hari ini adalah kita tidak bereaksi berlebihan terhadap sistem tersebut," kata Jeffrey Lewis, profesor dan ahli senjata nuklir di Middlebury Institute for International Studies.
Ia menambahkan bahwa China sudah memiliki 100 senjata nuklir yang dapat menargetkan AS bila mereka mau. "Itu pencegahan nuklir," kata dia.
Saat ditanya tentang peluncuran senjata rudal China, Biden mengatakan bahwa warga negaranya tidak perlu khawatir tentang apakah China dan Rusia akan memiliki militer yang lebih kuat daripada AS.
"Yang perlu Anda khawatirkan adalah apakah mereka akan terlibat dalam kegiatan yang menempatkan mereka pada posisi di mana mereka mungkin melakukan kesalahan serius," kata Biden.
(wel/ptj)