Ibu Palestina Tolak Israel Gusur Makam Anak: Langkahi Dulu Mayat Saya
Seorang ibu Palestina tersungkur di depan makam di Yerusalem Timur, berupaya melindungi tempat peristirahatan terakhir anaknya yang dikabarkan bakal dibuldozer oleh Israel.
Ibu berusia 54 tahun bernama Alaa Nababta itu mengunjungi kuburan itu setelah mendengar kabar bahwa Israel bakal menggusur Pemakaman al-Yusufiye karena ingin mendirikan taman nasional di lokasi tersebut.
Ketika polisi Israel mencoba mengusirnya, Nababta justru membaringkan tubuhnya di atas makam anaknya. Sembari menangis, Nababta mengatakan bahwa ia tak akan membiarkan kubur anaknya dibongkar.
"Kuburkan saya di sini. Jika kalian ingin menggali kubur anak saya, langkahi dulu mayat saya," ujar Nababta kepada polisi Israel yang tak kuasa menariknya dari atas makam.
Setelah tangisnya mereda, Nababta bercerita kepada kantor berita Anadolu bahwa putranya meninggal dunia empat tahun lalu.
Sejak saat itu, Nababta menderita bukan hanya karena kehilangan buah hatinya, tapi juga polisi Israel terus "mengancam akan membuldozer makamnya." Ancaman itu kian santer dalam dua bulan belakangan.
Hingga akhirnya pada Senin lalu, sejumlah petugas Israel datang ke pemakaman tersebut untuk meratakan tanah yang bakal dijadikan taman nasional.
Puluhan keluarga Palestina yang menguburkan kerabatnya di Pemakaman al-Yusufiye itu pun datang. Mereka berupaya keras agar petugas Israel tak membuldozer makam keluarganya.
Kembali terisak, Nababta mengatakan bahwa Israel terus memburu warga Palestina "baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal."
"Ini adalah pemakaman kami. Di mana lagi kami harus menguburkan mereka? Setiap hari kami datang ke sini karena takut makam ini akan dibuldozer," tutur Nababta.
Ia kemudian berkata, "Sebagai seorang ibu, menurut kalian bagaimana perasaan saya ketika melihat mereka mencoba menghancurkan kuburan anak saya? Sakit, sakit, dan patah hati."
Kepala Komite Perawatan Pemakaman Islam di Yerusalem, Mustafa Abu Zahra, mengatakan bahwa Badan Lingkungan Israel dan Pemerintah Israel di Yerusalem memulai proyek pembangunan taman itu di beberapa bagian al-Yusufiye sejak tahun lalu.
Sejak saat itu, Abu Zahra terus berusaha melayangkan protes ke pengadilan Israel agar proyek itu dihentikan. Berulang kali ia menyampaikan protes, tak pernah ada tanggapan.
Abu Zahra menduga protes itu ditolak karena proses penghancuran di pemakaman masih terus berlangsung hingga saat ini.
Ia mengatakan bahwa "para martir" Muslim dikuburkan di pemakaman tersebut. Abu Zahra pun meminta Israel untuk menghormati kesucian makam itu.
"Pemakaman ini merupakan tanah wakaf Islam dan serangan terhadap lahan ini harus dihentikan," katanya.
(has)