Krisis, Korut Dikabarkan Suruh Warga Kurangi Makan hingga 2025

CNN Indonesia
Jumat, 29 Okt 2021 12:10 WIB
Di tengah krisis pangan, Korut dilaporkan memerintahkan warganya untuk mengurangi makan hingga 2025 mendatang.
Di tengah krisis pangan, Korut dilaporkan memerintahkan warganya untuk mengurangi makan hingga 2025 mendatang. (AFP/Ed Jones)
Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah krisis pangan, Korea Utara dilaporkan memerintahkan warganya untuk mengurangi makan hingga pemerintah membuka perbatasan dengan China pada 2025 mendatang.

Seorang warga bercerita kepada Radio Free Asia bahwa dua pekan lalu, pemerintah Korut berkunjung ke rumah-rumah warga untuk memberi tahu bahwa krisis pangan kemungkinan masih akan melanda hingga 2025.

Menurut pejabat itu, Korut masih akan krisis karena akses perdagangan dengan China masih ditutup demi menghindari penularan Covid-19. Mendengar pernyataan pemerintah, para warga terpukul.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Situasi pangan sekarang saja sudah gawat dan warga menderita. Ketika pemerintah meminta warga untuk berhemat dan mengonsumsi makanan lebih sedikit hingga 2025, mereka tak bisa berbuat apa pun. Hanya dapat sedih," ujar warga yang enggan diungkap identitasnya itu.

Saat ini, Korut memang sedang dilanda krisis pangan akibat penutupan perbatasan demi mencegah penularan Covid-19. Selain itu, industri agrikultur Korut juga sempat terpukul akibat sejumlah bencana.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menyatakan bahwa Korea Utara menghadapi kekurangan pangan sekitar 860 ribu ton pada tahun ini.

Menurut laporan FAO yang dirilis awal Juli lalu, Korea Utara diproyeksikan hanya menghasilkan 5,6 juta ton biji-bijian di tahun ini.

Jumlah itu kurang 1,1 juta ton dari angka yang dibutuhkan Korut untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh warganya.

Meski akan ditambah dengan impor yang ditargetkan sebanyak 205 ribu ton, Korut tetap akan menghadapi kemungkinan kekurangan pangan sekitar 860 ribu ton.

"Jika kesenjangan ini tak cukup ditutupi melalui impor komersial dan/atau bantuan pangan, Korut akan mengalami masa sulit dari Agustus hingga Oktober," demikian laporan FAO yang dikutip AFP.

Menanggapi krisis ini, sejumlah ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa meminta dunia untuk mempertimbangkan kembali sanksi atas Korut. Menurut mereka, saat ini situasi di Korut sudah sangat memprihatinkan.

(has)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER