Sejak berkuasa di Afghanistan, Taliban terus terdesak akibat bayang-bayang teror ISIS dan ancaman pasukan pemberontak Lembah Panjshir yang mulai mencari dukungan dari negara lain.
Sejak Taliban memimpin negeri itu, ISIS kerap melakukan serangan bom. Baru-baru ini, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas bom di rumah sakit militer di Kabul yang menewaskan 19 orang.
ISIS juga mengklaim menjadi dalang dari serangan bom di Bandara Hamid Karzai, Afghanistan, yang saat itu dipenuhi ratusan warga yang berusaha kabur dari negara itu. Akibat bom ini, sebanyak 60 warga sipil tewas dan setidaknya 140 orang terluka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, ISIS sempat menyerang Masjid Eid Gah, Kabul, pada Minggu (3/10). Sebanyak lima orang meninggal dunia akibat serangan ini.
Selain itu, ISIS juga berkali-kali menargetkan kelompok Syiah Afghanistan dalam serangannya. Beberapa waktu lalu, kelompok ekstremis ini menyerang masjid Syiah yang berada di Kunduz dan Kandahar.
Walaupun pihak Taliban mengklaim telah mengendalikan ancaman ISIS di Afghanistan. Rentetan bom terus mengancam negara itu dari waktu ke waktu.
Ancaman ISIS diduga kian kuat karena sejumlah mantan personel intelijen dan tentara Afghanistan ke kelompok ekstremis itu.
Beberapa pejabat keamanan Afghanistan dan sejumlah orang yang mengenal para pembelot itu mengonfirmasi kabar tersebut kepada The Wall Street Journal (WSJ).
Mantan badan mata-mata Afghanistan, Rahmatullah Nabil, mengatakan bahwa saat ini memang banyak mantan militer di daerah pinggiran yang memilih untuk masuk ISIS karena terus diburu Taliban.
"Di sejumlah daerah, ISIS sangat menarik. Jika ada pasukan perlawanan, mereka akan masuk ke kelompok itu. Saat ini, hanya ISIS yang punya kelompok bersenjata aktif," ucap Nabil.
Mantan tentara dan intel Afghanistan ini memang menjadi buruan Taliban. Mereka takut akan dieksekusi oleh penguasa Afghanistan itu, walaupun Taliban menyatakan tidak akan menghukum pejabat dari pemerintahan sebelumnya.
Tak hanya itu, mantan tentara dan intel Afghanistan yang memutuskan untuk bekerja di bawah ISIS juga belum menerima gaji mereka selama berbulan-bulan. ISIS sendiri dikabarkan memberikan sejumlah uang kepada 'anggota baru' mereka ini.
Baca pergerakan pasukan perlawanan Lembah Panjshir di halaman berikutnya >>>