Sebuah kota di China meminta maaf setelah tenaga kesehatan di daerahnya memukul seekor anjing peliharaan hingga mati karena takut menularkan Covid-19.
Nakes tersebut dikabarkan memukuli sang anjing hingga mati ketika sang majikan tengah menjalani karantina di sebuah hotel karena terinfeksi Covid-19.
Tak hanya itu, pemerintah Kota Harbin, utara China, juga sempat membunuh tiga kucing peliharaan yang terinfeksi Covid-19. Pihak berwenang menuturkan langkah tersebut dilakukan lantaran hingga kini tidak ada obat atau perawatan untuk binatang yang terinfeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain melakukan lockdown, China juga sering melakukan tes masal untuk menekan penyebaran virus corona. Salah satu kota di China, Ruili telah menghadapi tiga lockdown total dan tes Covid-19 massal yang rutin akibat wabah baru yang bermunculan.
Salah satu bayi balita di Ruili bahkan telah melakukan lebih dari 70 tes swab Covid-19, media lokal melaporkan.
Pemerintah salah satu kota di China, Heihe, menawarkan uang tunai 100 ribu yuan atau setara Rp222 juta bagi siapapun yang mengetahui informasi terkait sumber lonjakan kasus Covid-19.
Lihat Juga : |
"Untuk mengungkap sumber lonjakan virus (Covid) sesegera mungkin dan menemukan rantai penularan, (uang) itu diperlukan sebagai upah perang rakyat semesta untuk mencegah dan mengendalikan epidemi," demikian pernyataan Pemkot Heihe seperti dikutip AFP, Selasa (8/11).
Pemerintah China sempat membatalkan semua penerbangan keluar dari Nanjing karena penyebaran infeksi virus corona di wilayah itu.
Lebih dari 1.600 orang yang terkait dengan bandara Nanjing juga diperintahkan untuk karantina selama 14 hari. Larangan meninggalkan kota juga tetap berlaku.
Tak hanya itu, sekitar 60 persen penerbangan dari dua bandara utama di Xi'an dan Lanzhou juga sempat dibatalkan, demikian dikutip AFP.
(pwn/bac)