Lonjakan kasus Covid-19 di Jerman membuat pemerintah mempertimbangkan aturan wajib vaksinasi.
"Ini benar-benar saatnya mengambil tindakan," ucap Kanselir Jerman, Angela Merkel pada Kamis (19/11) lalu.
Kasus harian di Jerman menembus hingga 60 ribu. Demi menekan penyebaran virus, pemerintah juga menerapkan lockdown bagi warga yang belum melakukan vaksinasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pemerintah Belanda menetapkan lockdown parsial mulai pekan lalu imbas kenaikan kasus Covid-19. Selain itu, aturan pemakaian masker juga kembali diterapkan.
Sebelumnya, Belanda sempat mencabut aturan pemakaian masker. Saat kasus mulai merangkak naik, pemerintah menerapkan kembali kebijakan itu.
Amsterdam juga berencana membatasi pergerakan orang-orang yang belum melakukan vaksinasi di ruang publik.
Namun, rencana itu mendapat tentangan dari pihak oposisi di parlemen. Mereka khawatir akan kebijakan yang nanti diterapkan pemerintah.
![]() |
Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, mengumumkan serangkaian pembatasan baru yang menargetkan orang-orang belum melakukan vaksinasi.
Aturan itu berupa larangan untuk masuk ke bar, restoran, bioskop, teater, museum, dan pusat kebugaran. Mereka tetap dijauhkan dari ruang publik bahkan saat hasil tes Covid-19 menyatakan negatif.
"Ini merupakan tindakan perlindungan langsung, dan tentu saja, dorongan secara tidak langsung agar orang-orang mengikuti vaksinasi," ujar Mitsotakis.
Tak semua pihak merespons dengan baik aturan tersebut. Salah satunya, legislator Uni Eropa untuk Irlandia, yang merupakan anggota komite kebebasan sipil dan keadilan parlemen Eropa, Clare Daly.
Daly marah lantaran langkah itu dinilai menginjak-injak hak individu. "Dalam sejumlah kasus, negara-negara anggota [Uni Eropa] mengecualikan orang-orang untuk pergi bekerja," kata Daly. Pernyataan ini merujuk pada pembatasan yang dilakukan Austria untuk orang-orang yang tak melakukan.
Bahkan di Irlandia, dia menunjukkan reaksi ketidaksepakatan akan langkah semacam itu.
"Hampir ada semacam pidato kebencian terhadap mereka yang tidak melakukan vaksinasi," kata Daly.
(isa/asr)