8 Kelakuan Taliban yang Kian Brutal selama 100 Hari Berkuasa

CNN Indonesia
Kamis, 25 Nov 2021 17:44 WIB
Meski menggaungkan janji manis, sikap Taliban selama 100 hari berkuasa dianggap makin ganas dengan serangkaian kekerasan, dari pencambukan hingga pembunuhan.
Meski menggaungkan janji manis, sikap Taliban selama 100 hari berkuasa dianggap makin ganas dengan serangkaian kekerasan, dari pencambukan hingga pembunuhan. (Reuters/Stringer)
Jakarta, CNN Indonesia --

Meski menggaungkan berbagai janji manis, sikap Taliban selama 100 hari pertama berkuasa di Afghanistan justru dianggap makin ganas dengan serangkaian kekerasan, mulai dari pencambukan hingga pembunuhan.

Rentet kekerasan ini terjadi ketika Taliban masih berjuang ke sana ke mari mencari pengakuan dunia internasional di tengah ancaman kebangkrutan dan krisis ekonomi.

Dunia sendiri masih menunggu perubahan sikap Taliban yang ternyata justru makin parah. Berikut delapan kekerasan Taliban selama 100 hari pertama berkuasa di Afghanistan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Taliban Cambuk Perempuan yang Demo Protes Pemerintah Baru

Taliban dilaporkan mencambuk para demonstran perempuan yang menyuarakan protes mereka atas pemerintahan baru Afghanistan karena sama sekali tak melibatkan kaum hawa.

Salah satu perempuan peserta demonstrasi itu mengatakan kepada CNN bahwa Taliban menggunakan cambuk hingga tongkat untuk membubarkan massa yang berkumpul di Kabul pada awal September.

"[Taliban] memukul dengan cambuk dan menyuruh kami pulang dan mengakui serta menerima Emirat itu. Mengapa kami harus menerima Emirat, sementara tak ada inklusi atau hak yang diberikan kepada kami?" katanya.

Menurut demonstran itu, Taliban juga menangkap sejumlah jurnalis yang meliput aksi tersebut. Ia pun mendesak agar Taliban membebaskan para jurnalis itu.

"Para pria yang datang ke sini untuk menjalankan tugas mereka sebagai jurnalis ditangkap. Mengapa kami harus membiarkan itu semua?" ucap demonstran itu.

2. Jurnalis Afghanistan Dipukuli Taliban usai Liput Demo

Dua jurnalis Afghanistan babak belur akibat dipukuli Taliban setelah ditangkap saat sedang meliput aksi demonstrasi di Kabul pada Rabu (8/9).

Seorang jurnalis korban kekerasan tersebut, Nematullah Naqdi, bercerita kepada AFP bahwa ia ditangkap bersama seorang rekannya. Di kantor polisi itu, mereka dipukuli dengan tongkat, dijerat kabel listrik, hingga dicambuk.

"Salah satu anggota Taliban menginjak wajah saya dan memukul wajah saya dengan benda keras. Mereka menendang kepala saya. Saya pikir mereka akan membunuh saya," ujar Naqdi.

Beberapa jam kemudian, kedua jurnalis itu dibebaskan tanpa keterangan apa pun. Kedua wartawan itu pun kebingungan.

[Gambas:Video CNN]

3. Taliban Bunuh Kerabat Jurnalis Media Asing di Afghanistan

Taliban memburu seorang jurnalis yang bekerja untuk media asing di Afghanistan, Deutsche Welle (DW). Dalam salah satu operasi pencarian pada Agustus lalu, Taliban dilaporkan membunuh salah satu kerabat jurnalis itu.

Direktur Jenderal DW, Peter Limbourg, mengutuk pembunuhan tersebut. Menurutnya, insiden itu menunjukkan tanda bahaya bagi pekerja media beserta keluarganya di Afghanistan.

"Pembunuhan kerabat dekat salah satu editor kami oleh Taliban kemarin sungguh tragis, dan membuktikan bahaya akut yang mana semua karyawan kami dan keluarga mereka di Afghanistan" ujar Limbourg seperti dikutip AFP.

Menurut Limbourg, seorang kerabat lain dari jurnalis itu juga terluka parah. Namun, orang itu berhasil melarikan diri.

DW menyatakan bahwa jurnalis itu sekarang bekerja di Jerman. Namun, Taliban tetap mencari jurnalis itu dari rumah ke rumah.

4. Taliban Diduga Bunuh 13 Warga Etnis Hazaras di Afghanistan

Taliban dilaporkan membunuh 13 orang dari etnis Hazaras di Afghanistan, termasuk sembilan mantan tentara yang menyerahkan diri dan satu remaja putri berusia 17 tahun.

Berdasarkan laporan hasil investigasi teranyar Amnesty International, pembunuhan itu terjadi di Distrik Khidir, Provinsi Daykundi, pada 30 Agustus lalu.

Sebagaimana dilansir CNN, 11 dari total korban tersebut merupakan mantan personel Pasukan Keamanan dan Pertahanan Nasional Afghanistan yang sudah menyerahkan diri. Sementara itu, dua lainnya merupakan warga sipil.

"Taliban melakukan pembunuhan di luar hukum terhadap sembilan mantan pasukan pertahanan setelah mereka menyerahkan diri, pembunuhan yang diduga merupakan kejahatan perang," tulis Amnesty di laporannya.

Laporan itu berlanjut, "Dua warga sipil juga tewas ketika mereka berupaya kabur dari area tersebut, termasuk perempuan 17 tahun, saat Taliban melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga."

8 Kekerasan Taliban yang Kian Ganas selama 100 Hari Berkuasa

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER