Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, menerima surat pengunduran diri massal kabinet pimpinan Perdana Menteri Askar Mamin pada Rabu (5/1), ketika demo besar-besaran terkait kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG) kian luas.
Tokayev mengumumkan penerimaan surat pengunduran diri itu dalam pernyataan resminya. Ia juga menunjuk Wakil PM Alikhan Smailov untuk menggantikan Mamin sampai kabinet baru terbentuk.
Pengunduran diri massal ini terjadi di tengah gonjang-ganjing demonstrasi di berbagai kawasan. Tokayev sudah menerapkan status darurat di Kota Almaty dan Mangystau usai ribuan orang turun ke jalan dan menuntut pengunduran diri pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut situs kepresidenan Kazakhstan yang dikutip AFP, status darurat di Almaty dan Mangistau berlaku mulai 5 hingga 19 Januari.
Dengan penetapan status tersebut, jam malam akan diberlakukan dari pukul 23.00 hingga 07.00 waktu setempat. Pembatasan keluar masuk dari kedua kota itu pun dalam pengawasan ketat.
Almaty berada dalam kekacauan setelah polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk meredam demonstrasi menolak lonjakan harga LPG. Para demonstran itu meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dan kadang menyerang kendaraan.
"Orang tua keluar!" kata para demonstran.
Frasa itu merujuk pada mentor Tokayev, Nursultan Nazarbayev.
Nazarbayev pernah memerintah Kazakhstan pada 1989. Namun kini, ia punya kendali sebagai dewan keamanan dan Pemimpin Bangsa; peran konstitusional yang memiliki keistimewaan dalam membuat kebijakan dan kebal hukum.
"Pemerintah mundur," teriak mereka lagi.
Protes besar itu juga menyebabkan sebagian aplikasi komunikasi tak bisa beroperasi di Kazakhstan, di antaranya Whatsapp, Telegram, dan Signal. Sementara itu, dua situs yang memberitakan demo tersebut dilaporkan diblokir.
Demo ini sudah dimulai dengan jumlah peserta yang lebih kecil di Kota Zhanaozen di Mangistau sejak pekan lalu.
Penyebab awal kerusuhan adalah lonjakan harga LPG di Mangistau. Pemerintah memang kemudian menurunkan harga, tapi rakyat tak cukup puas dengan kebijakan itu.
Mulanya, harga LPG di angka 120 tenge atau sekitar Rp3.900 per liter. Pemerintah kemudian menurunkan menjadi 50 tenge atau sekitar Rp1.600.
Mangistau memang bergantung pada LPG sebagai bahan bakar utama kendaraan. Setiap lonjakan harga akan berpengaruh pada harga makanan dan kebutuhan lain.
CNNIndonesia.com sudah menghubungi Duta Besar RI untuk Kazakhstan, Fadjroel Rachman, untuk menanyakan situasi di negara tersebut. Namun, ia belum merespons.
(isa/has)