Polisi Kazakhstan Tahan Ratusan Pendemo di Gedung Pemerintah
Polisi di Kazakhstan menahan lebih dari 200 orang akibat demo di gedung-gedung pemerintah yang ada di kota Almaty, Shymkent, dan Taraz, Selasa (4/1). Tindakan itu disampaikan oleh Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan, Rabu (5/1).
Sebanyak 95 petugas kepolisian terluka, sementara jumlah pengunjuk rasa yang terluka tak disebutkan dalam pernyataan, dikutip dari Reuters.
Walikota Almaty Bakytzhan Sagintayev mengatakan dalam sebuah pidato kepada penduduk bahwa situasi di kota itu terkendali dan pasukan keamanan hanya menahan "provokator dan ekstremis".
Penting diketahui, protes meledak di berbagai kota di Kazakhstan pada pekan ini setelah pemerintah menghapus batas harga bahan bakar gas cair dan bahan bakar untuk kendaraan. Kebijakan itu memungkinkan harga bahan bakar tersebut naik lebih dari dua kali lipat.
Akibat protes ini, kabinet pimpinan Perdana Menteri Kazakhstan, Askar Mamin, memutuskan mengundurkan diri secara bersama-sama. Pengunduran diri ini diterima oleh Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev.
Tokayev kemudian menunjuk Wakil PM, Alikhan Smailov, untuk menggantikan Mamin sampai kabinet baru terbentuk.
Almaty masuk dalam kekacauan ketika kerusuhan terjadi akibat protes lonjakan LPG. Polisi harus menggunakan gas air mata dan granat kejut untuk mengatasi 'kemarahan' demonstran.
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dan kadang menyerang kendaraan.
"Pemerintah mundur," teriak para demonstran.
Selain itu, protes juga menyebabkan sebagian aplikasi komunikasi tak bisa beroperasi di Kazakhstan, di antaranya Whatsapp, Telegram, dan Signal.