India Tangkap 3 Orang terkait Situs Lelang Perempuan Muslim
Kepolisian Mumbai, India, menangkap tiga orang yang terlibat dalam kasus pelelangan perempuan Muslim melalui situs ilegal Bulli Bai pada Rabu (5/1).
Komisaris Kepolisian Mumbai, Hemant Nagrale, menjabarkan bahwa ketiga orang yang mereka tangkap terdiri dari dua laki-laki berusia 21 tahun dan satu perempuan berumur 18 tahun.
"Kami tengah melakukan investigasi untuk mengetahui apakah ini merupakan bagian dari konspirasi yang lebih besar," kata Nagrale, dikutip dari Reuters.
Kasus ini bermula ketika seorang jurnalis perempuan Muslim di India, Ismat Ara, melaporkan keberadaan situs Bulli Bai yang dibuat di GitHub kepada kepolisian. Di situs itu, terpampang 100 foto perempuan Muslim, termasuk Ara.
Selain Ara, beberapa wajah perempuan Muslim terkenal lain juga terpampang, seperti peraih Nobel dari Pakistan, Malala Yousafzai, dan aktris Shabana Azmi.
Beberapa jurnalis dan aktivis di India juga mengunggah hasil tangkapan layar situs tersebut setelah mendapati foto mereka terpampang di sebelah kata-kata, "Bai Bulli Anda Hari Ini."
Bulli Bai sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menghina umat Muslim di India. Pendiri situs pengecekan fakta India Alt Berita, Mohammed Zubair, mengatakan Bulli Bai berasal dari frasa bahasa slang yang artinya "penis" di India selatan. Di India, kata itu juga umum diartikan sebagai "pembantu."
Menurut Ara, situs ini "jelas digunakan untuk menghina perempuan Muslim."
Tak hanya orang-orang terkenal, seorang pengguna Twitter, Hiba Bég, juga mengatakan foto-fotonya ikut digunakan dalam situs lelang ini.
"Saya telah menyensor diri saya sendiri. Saya hampir tidak berbicara di sini lagi, tapi tetap saja, saya dijual secara virtual. Saya dijadikan 'kesepakatan'. Berapa banyak transaksi online yang diperlukan bagi kita hingga ada tindakan?" katanya.
Sementara itu, pihak GitHub mengaku telah menghapus situs palsu tersebut. Mereka juga sempat menghapus aplikasi yang mirip dengan Bulli Bai pada tahun lalu. Aplikasi itu juga menggunakan wajah perempuan Muslim India.
Reporters without Borders (RSF) menggambarkan aplikasi itu sebagai "sesuatu yang mengerikan" dan meminta pihak berwenang India untuk mengambil tindak.
"Tidak melakukan apapun berarti memaafkan bentuk pelecehan yang sangat kejam, bentuk intimidasi yang mendiskriminasi seluruh sektor komunitas jurnalistik, dan membuat korban rentan terkena serangan fisik," kata Daniel Bastard dari RSF.
Saat ini, Muslim memegang porsi 14 persen dari keseluruhan populasi di India. Islam menjadi minoritas yang kerap berselisih dengan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi
(pwn/has)