Arab Saudi juga telah mengizinkan perempuan berusia 18 tahun mengubah namanya tanpa memerlukan izin wali. Aturan ini sudah berlaku sejak awal 2021 lalu.
Di bawah kepemimpinan MbS, Arab Saudi juga membongkar aturan yang melarang wanita mengemudi.
Sejak akhir 2017, wanita di Arab Saudi sudah diperbolehkan menyetir sendiri dan membuat SIM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga bulan setelah dihapusnya larangan mengemudi bagi wanita, MbS juga mengizinkan penyelenggaraan konser dan bioskop di Arab Saudi.
Dengan disahkannya aturan tersebut, para wanita kini diperbolehkan mengunjungi dan menonton film di bioskop.
Pada 2019 lalu, Arab Saudi melegalkan wanita dan pria asing yang bukan muhrim tinggal bersama selama berlibur di negara kerajaan. Aturan yang sebelumnya dilarang keras ini telah dilegalkan Saudi demi menarik minat wisatawan internasional.
Sejak 2017 lalu, Saudi telah mencabut larangan penggunaan panggilan video online seperti Whatsapp dan Skype. Pencabutan ini ditujukan untuk mereformasi ekonomi Arab Saudi.
Namun, dilansir dari Reuters, penggunaan aplikasi-aplikasi ini disebut akan tetap dalam pemantauan otoritas Saudi.
Melansir Associated Press, Arab Saudi disebut melonggarkan aturan syariat Islam untuk menarik minat investasi asing. Salah satu pelonggaran yang dilakukan yaitu dengan mengizinkan penjualan minuman keras.
Keputusan ini dilakukan dalam upaya mengubah wajah Saudi menjadi lebih modern guna menarik turis serta para pemodal asing.
Namun sebagai catatan, aturan minuman beralkohol ini hanya diizinkan bagi orang-orang di atas 21 tahun. Legalisasi alkohol ini pun hanya berlaku di Kota NEOM, sebuah kota baru yang sedang dibangun senilai US$500 miliar yang akan dibangun di Laut Merah.
Mega proyek itu merupakan bagian dari rencana visi 2030 MbS untukmendiversifikasi ekonomi Saudi sehingga tak hanya bergantung pada minyak.
NEOM direncanakan menjadi sebuah kota yang mengusung teknologi canggih masa depan. Rencananya NEOM akan menyambut bisnis dan penduduk pertamanya pada 2025.
(blq/rds)