Curhat Eks Polisi Syariat Berhenti karena Sekularisasi di Saudi
Sejumlah mantan polisi syariat Arab Saudi mengeluhkan aturan baru yang belakangan ini dicanangkan oleh Kerajaan Saudi. Negara yang sejak lama dikenal memegang nilai-nilai konservatif tersebut kini mulai menuju ke arah sekuler.
Faisal (nama samaran), eks polisi itu, mengeluhkan berbagai pelonggaran yang dilakukan Arab Saudi beberapa tahun belakangan.
Lihat Juga : |
Pasalnya, menurut sang mantan petugas, Arab Saudi belakangan ini sangat bertolak belakang dengan kultur yang dahulu sempat pernah sangat konservatif.
"Apa pun yang harus saya larang sekarang diizinkan, jadi saya berhenti," ujar Faisal, dikutip dari AFP, Jumat (14/1).
Arab Saudi yang merupakan rumah bagi dua situs Muslim, sejak lama dikaitkan dengan aliran Islam yang cukup ketat beraliran Wahabisme.
Polisi moralitas yang terkenal galak, yang diberi gelar Komisi Penegakan Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan, biasa disebut dengan mutawa, sebelumnya bertugas untuk menegakkan aturan pada hukum moral Islam.
Aturan-aturan tersebut termasuk pengawasan terhadap tindakan apa pun yang dianggap tidak bermoral, mulai dari penjualan narkoba hingga penyelundupan bajakan.
Mereka juga kerap ditugaskan untuk memantau perilaku sosial termasuk pembatasan terhadap laki-laki dan perempuan.
Beberapa pembatasan tersebut kini diketahui telah dilonggarkan, terutama untuk hak-hak perempuan. Dengan pelonggaran tersebut, perempuan kini diperbolehkan untuk mengemudi, menghadiri acara olahraga dan konser bersama laki-laki, dan mendapatkan paspor tanpa persetujuan wali laki-laki.