Negara-negara di Pasifik dan badan bantuan internasional mulai berkoordinasi membantu Tonga yang saat ini mengalami bencana tsunami akibat letusan gunung api bawah laut pada Sabtu (15/1).
Bencana itu telah membuat listrik padam dan memutus jalur komunikasi di negara kepulauan itu. Sejauh ini Tonga yang seperti terisolasi belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dampak bencana dan jumlah korban.
Pesawat angkatan udara Selandia Baru, P-3K Orion, telah lepas landas dari Auckland pada Minggu untuk membantu memonitor dampak bencana. Perdana Menteri Selandia Baru sebelumnya menjelaskan dampa tsunami 'signifikan' pada infrastruktur Tonga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Palang Merah mengatakan sedang memobilisasi jaringan regionalnya untuk merespon apa yang mereka katakan sebagai letusan gunung api terburuk yang dialami Pasifik selama beberapa dekade terakhir.
"Dari sedikit informasi baru yang kami dapat, skala kehancuran bisa sangat besar, terutama untuk pulau-pulau terluar," kata Katie Greenwood, Kepala Delegasi Pasifik IFRC, diberitakan Reuters.
Palang Merah dikatakan punya persediaan bantuan yang cukup untuk 1.200 keluarga berupa terpal, selimut, peralatan dapur, peralatan tempat tinggal, dan peralatan kebersihan.
Ada kekhawatiran bahwa masyarakat Tonga mungkin tidak memiliki akses air minum aman akibat genangan air asin yang disebabkan gelombang tsunami dan hujan abu.
Masalah tempat tinggal juga menjadi perhatian, terutama bagi masyarakat yang tinggal dekat garis pantai.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Gutteres mengatakan di Twitter bahwa kantor-kantor PBB di Pasifik bersiaga memberi bantuan untuk Tonga.
(fea)