China mengisolasi satu gedung perkantoran di bara Ibu Kota Beijing sehari setelah mendeteksi seorang pegawainya positif Covid-19 varian Omicron pada Sabtu (15/1).
Akibat penemuan 1 kasus itu, seluruh pegawai dan orang yang tengah berada di gedung itu saat inspeksi berlangsung dilarang keluar dan harus menjalani tes Covid-19 massal.
Petugas Gugus Tugas Covid-19 China terlihat berdatangan sambil membawa beberapa kotak bantal dan kasur ke gedung tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tenda besar didirikan di luar gedung untuk mengetes seluruh orang di gedung itu.
Menurut data pengawasan yang dikumpulkan pejabat, kasus ini menimpa perempuan Beijing yang tak pernah melakukan kontak dengan kasus terkonfirmasi sebelumnya. Perempuan ini juga tidak meninggalkan Beijing selama 14 hari terakhir.
Hal itu meningkatkan kekhawatiran varian Omicron mungkin telah menyebar di komunitas warga Beijing lebih luas lagi, seperti dikutip dari CNN.
Setelah kasus perempuan tersebut dikonfirmasi, otoritas mengisolasi gedung tersebut, melacak kontak secara luas, dan mengetes masyarakat di kawasan berisiko tinggi.
Kompleks perumahan yang menjadi tempat tinggal perempuan terkonfirmasi itu hanya berjarak 15 menit berkendara dari Taman Olimpiade.
Seluruh wilayah itu pun ikut ditutup, masyarakat menjalani tes, dan otoritas berupaya mengambil sampel tes sebanyak-banyak di lingkungan tersebut.
Koresponden CNN yang sempat melewati kompleks tersebut di akhir pekan melihat pembatas besar ditempatkan untuk mencegah warga masuk dan keluar daerah itu. Meski warga boleh berjalan-jalan, mereka tak bisa melewati batas komunitas yang ditentukan.
Sampah mulai bertumpuk di kompleks tersebut, dengan hanya tim pembuangan khusus yang diizinkan menangani sampah tadi. Banyak juga bisnis di sekitar area yang tutup.
Rekam jejak perjalanan perempuan ini juga diterbitkan di media pemerintah, dengan detail seluruh perjalanan yang ia lakukan dalam dua pekan terakhir.
Beberapa daftar perjalanan yang diungkapkan yakni perempuan itu pernah mengunjungi stasiun kereta bawah tanah, kamar mandi publik, supermarket, pusat perbelanjaan mewah, restoran bebek peking ternama, bioskop, dan salon.
Menurut kantor berita Global Times, ada sekitar 13.000 orang yang berhubungan dengan lokasi tersebut telah di tes sejauh ini.
Sampai pada Senin (17/1) pagi, Beijing belum melaporkan temuan kasus baru. Dalam konferensi pers di hari yang sama, otoritas mengumumkan kemungkinan perempuan ini terinfeksi saat memproses surat internasional.
Kasus ini terdeteksi di waktu yang buruk, mengingat Beijing tengah mempersiapkan Olimpiade Musim Dingin yang mengundang ribuan atlet dunia dan dimulai 4 Februari mendatang.
China sendiri konsisten menerapkan strategi nol-Covid untuk menekan penyebaran virus corona. Beberapa kegiatan dalam strategi ini adalah tes massal, lockdown, dan karantina dengan waktu lama bagi kedatangan internasional.
Beberapa pejabat China berulang kali menyalahkan barang impor sebagai penyebab lonjakan virus. Namun, risiko penularan Covid-19 lewat permukaan lebih rendah dibandingkan melalui udara, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
Selain itu, Beijing juga semakin sering menangguhkan puluhan penerbangan internasional meski akan menyambut ribuan atlet untuk bertanding di Olimpiade Musim Dingin.
(pwn/rds)