AS Khawatir Militer Rusia di Belarusia Jadi Kedok Serang Ukraina
Amerika Serikat khawatir kedatangan militer Rusia di Belarusia menjadi kedok untuk menyerang Ukraina.
"Waktunya terlihat, dan tentu saja, meningkatkan kekhawatiran Rusia berniat menempatkan pasukannya di Belarusia untuk latihan militer, merupakan kedok potensi serangan ke Ukraina," ujar salah satu pejabat Kementerian Luar Negeri AS kepada AFP, Selasa (18/1), dengan identitas anonim.
Selain itu, pejabat ini khawatir kedatangan pasukan Rusia di Belarusia akan berujung menetap dan mengenalkan senjata nuklir di negara itu.
Ia juga menilai ukuran pasukan Rusia yang tiba di Belarusia di luar perkiraan AS untuk latihan normal.
Dalam latihan gabungan normal yang biasa melibatkan 9.000 pasukan, membutuhkan pemberitahuan 42 hari sebelumnya. Jika latihan tersebut melibatkan lebih dari 13.000 pasukan, itu membutuhkan observasi internasional, papar pejabat itu.
Lihat Juga :KILAS INTERNASIONAL Xi Jinping Ancam Dunia sampai Pejabat RI Kunjungi Israel |
"Itulah normalnya terlihat. Ini merupakan sesuatu yang benar-benar berbeda," lanjut pejabat ini.
Pejabat ini juga mengatakan, perubahan konstitusi Belarusia dalam referendum bulan depan dapat menjadikan penempatan militer Rusia permanen.
"Draf perubahan konstitusi ini dapat mengindikasikan rencana Belarus untuk mengizinkan pasukan konvensional dan nuklir Rusia ditempatkan di wilayahnya," kata pejabat itu. Ia menambahkan peluang ini membawa ancaman bagi keamanan Eropa dan mungkin membutuhkan respons.
Belarusia sendiri merupakan perbatasan Polandia, salah satu negara anggota NATO.
"Dalam beberapa waktu, (Alexander) Lukashenko (Presiden Belarusia) lebih bergantung kepada Rusia dalam berbagai bentuk dukungan. Dan kita tahu ia tak mendapatkan dukungan gratis," ungkap pejabat itu lagi.
Lihat Juga : |
"Jelas Rusia sedang memanfaatkan kelemahan Lukashenko dan menggunakan sedikit MOU yang terakumulasi," lanjutnya.
Pasukan Rusia mulai bergerak ke Belarusia setelah Lukashenko mengumumkan kedua negara akan melakukan latihan militer pada bulan depan, Senin (17/1).
Pergerakan ini datang tanpa pemberitahuan, membuat negara Barat khawatir Rusia akan benar-benar menginvasi Ukraina, yang berada di perbatasan Belarusia.