China kerahkan pasukan udara dan laut mengusir kapal perang Amerika Serikat di Laut China Selatan (LCS).
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia siap bantu Malaysia terkait kewarganegaraan Rohana Abdullah.
Berikut tiga berita yang terangkum dalam Kilas Internasional Jumat (21/1) pagi ini:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
China mengerahkan pasukan udara dan laut mereka untuk mengusir kapal perang Amerika Serikat yang berlayar di kawasan Laut China Selatan pada hari ini, Kamis (20/1).
"[Tentara Pembebasan Rakyat China/PLA] mengerahkan pasukan laut dan udara untuk melacak dan memantau, juga memperingatkan dan mengusir [kapal itu]," demikian pernyataan tentara China, sebagaimana dilansir AFP.
PLA menyatakan bahwa mereka mengerahkan pasukan itu setelah kapal AS, USS Benfold, berlayar di dekat Kepulauan Paracel. Menurut China, kapal itu memasuki kawasan mereka secara ilegal.
Pria bernama Lisala Folau berenang sekitar 27 jam setelah terseret tsunami Tonga pada akhir pekan lalu. Karena aksinya ini, Folau dielu-elukan sebagai "Aquaman di kehidupan nyata."
Dalam wawancara dengan media lokal, Broadcom Broadcasting, Folau mengaku tersapu gelombang air laut saat tsunami menerjang pulau tempat tinggalnya pada Sabtu (16/1) sekitar pukul 19.00 waktu setempat.
Folau bercerita, saat tsunami menerjang, ia sedang menggambar di rumahnya di pulau kecil terisolasi yang hanya berpopulasi sekitar 60 orang, Atata.
Duta Besar RI untuk Malaysia, Hermono, siap membantu dan mencarikan solusi terkait status kewarganegaraan anak tenaga kerja Indonesia yang dirawat warga Negeri Jiran, Rohana Abdullah.
"Kalau Malaysia untuk memberikan kewarganegaraan kepada Rohana perlu dokumen dari Indonesia karena ibunya konon orang Indonesia, maka akan kami bantu," ujar Hermono saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (20/1).
Ia kemudian melanjutkan, "Namun, kami belum tahu apa perlu dokumen dari KBRI atau tidak, dan kalau perlu dokumen apa saja?"