Duta besar RI untuk Malaysia, Hermono, sudah bertemu dengan Rohana Abdullah, perempuan diduga keturunan Indonesia yang ditinggal ibunya ketika masih bayi. Hermono berjanji akan membantu jika Rohana ingin menjadi warga negara Indonesia (WNI).
"Pertemuan kemarin di rumah saya, [di] Wisma Duta di Kuala Lumpur," kata Hermono kepada CNNIndonesia.com, Jumat (21/1).
Salah satu media Malaysia, Harian Metro, melaporkan bahwa dalam pertemuan itu, hadir pula ibu kandung Rohana, Salamah Osman. Namun, Hermono tak dapat memastikan hal itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bilang ibu kandung itu harus melalui uji DNA untuk membuktikannya," kata dia.
Ia juga berkata, "Rombongan keluarga yang datang itu ada 9 orang. Memang saya yang mengundang orang yang mengurus kasus ini ke rumah saya. Bagaimana hubungan mereka satu sama lain, saya kurang paham."
Dalam pertemuan itu, hadir pula anggota Dewan Perwakilan Daerah Batu, Gulam Muszaffar Ghulam Mustakim, dan atase hukum KBRI, Sumarsono, bersama tujuh orang lainnya.
"Yang saya ngobrol hanya Pak Gulam, istrinya, ibu angkat Rohana, Rohana, dan wartawan Metro. Yang lain duduk terpisah, saya enggak tahu. Ada laki-laki Tionghoa juga," kata Hermono.
Terlepas dari ada atau tidak ibu kandung Rohana dalam pertemuan itu, Hermono memastikan bahwa KBRI siap membantu jika gadis itu ingin mendapatkan kewarganegaraan Indonesia.
Namun jika tidak, KBRI juga siap membantu pemerintah Malaysia menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus kewarganegaraan Rohana.
"Sepertinya dia [Rohana] inginnya jadi warga negara Malaysia," ucap dia saat dikonfirmasi terkait kesediaan KBRI membantu Rohana jika ingin menjadi WNI.
Rohana menjadi sorotan setelah kisahnya viral di media sosial. Berdasarkan pemberitaan media lokal, Rohana ditinggal sang ibu saat usianya masih dua bulan.
Ibunya disebut merupakan warga negara Indonesia yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah taman kanak-kanak (TK) di Malaysia. Sang ibu pulang ke Indonesia dan tak kembali lagi ke Negeri Jiran.
Gadis itu kemudian dibesarkan selama hampir 20 tahun oleh seorang perempuan Malaysia yang merupakan guru di taman kanak-kanak tersebut, Chee Hoi Lan.
Rohana menganut agama Islam, sementara orang tua angkatnya beragama Kristen. Namun, Chee tetap membesarkan Rohana dengan ajaran Islam.
Meski hidupnya damai, Rohana tak punya identitas resmi. Ia pun terpaksa putus sekolah. Perempuan 22 tahun itu didiagnosis mengalami gangguan kecemasan akibat masalah kewarganegaraannya itu.
(isa/has)