PM Thailand ke Saudi, Perdana usai Cekcok 30 Tahun karena Berlian

CNN Indonesia
Selasa, 25 Jan 2022 11:13 WIB
PM Thailand, Prayut Chan-O-Cha, akan berkunjung ke Arab Saudi pada Selasa (25/1), untuk pertama kalinya usai 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara renggang. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-O-Cha, akan berkunjung ke Arab Saudi pada Selasa (25/1), untuk pertama kalinya setelah 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara renggang akibat kasus pencurian berlian.

"Kunjungan ini merupakan pertemuan pertama antara kepala pemerintah kedua negara selama lebih dari 30 tahun," demikian pernyataan pemerintah Thailand yang dikutip AFP, Minggu (23/1).

Pemerintah Thailand menyatakan bahwa dalam lawatan selama dua hari itu, Prayuth akan berupaya memperkuat dan mempromosikan hubungan bilateral kedua negara.

Sementara itu, Arab Saudi juga turut buka suara terkait pertemuan tersebut.

"Kunjungan itu muncul setelah konsultasi yang yang menghasilkan penyatuan pandangan soal banyak masalah yang menjadi perhatian bersama," demikian pernyataan pemerintah Saudi.

Kerenggangan hubungan Saudi dan Thailand bermula pada 1991, ketika salah satu warga Bangkok, Kriangkrai Techmong, dituduh mencuri berlian senilai US$20 juta atau setara Rp286 miliar.

Kriangkrai menjalani hukuman lima tahun penjara atas pencurian permata di Saudi.

Sebelum ditangkap, ia sempat menjual sebagian besar permata itu. Polisi Thailand kemudian mengembalikan beberapa berlian tersebut.

Namun, Saudi mengklaim hampir seluruhnya palsu, sementara berlian yang paling mahal dengan sekitar 50 karat berlian masih belum diketahui keberadaannya.

Riyadh kemudian mengutus pebisnis untuk melakukan investigasi pada 1991. Namun, dia menghilang setelah tiga diplomat Saudi ditembak mati di Bangkok.

Kemudian pada 2014, lima orang, termasuk polisi senior Thailand, dituding terkait dalam kasus pembunuhan pebisnis Saudi tersebut.

Insiden pencurian dan pembunuhan tersebut memicu perseteruan panjang antara Saudi dan dan Negeri Gajah Putih.

Saudi tak mengirim duta besarnya ke Thailand selama beberapa dekade. Mereka juga melarang penerbangan antar kedua negara ini.

Namun kemudian, Thailand berusaha memperbaiki hubungan untuk meningkatkan industri pariwisata dan memperluas kesempatan kerja bagi pekerjanya di luar negeri.

(isa/has/bac/has/bac)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK