Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah negara menutup sekolah dan menerapkan pembelajaran jarak jauh selama pandemi Covid-19. Setidaknya enam negara tercatat menjadi yang terlama menutup sekolah, termasuk Indonesia.
Berikut deret negara yang tercatat menutup sekolah terlama versi Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
1. Uganda (83 Pekan)
Uganda menduduki posisi puncak sebagai negara yang menerapkan penutupan sekolah terlama, yaitu selama 83 pekan atau nyaris dua tahun, akibat pandemi Covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Negara ini mulai menutup pembelajaran tatap muka pada Maret 2020, saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Namun, Uganda disebut akan mengakhiri penutupan sekolah.
Menteri Pendidikan Uganda, John Muyingo, mengatakan semua murid akan secara otomatis naik kelas saat pembukaan sekolah, meski selama ini mereka melakukan pembelajaran virtual.
"Semua sekolah menerapkan prosedur dan panduan untuk menjamin anak-anak kembali ke sekolah," kata Muyingo, dikutip AFP.
Uganda sempat menerapkan lockdown, dan kemudian dicabut pada Oktober tahun lalu. Namun, ketika itu sekolah belum dibuka. Pemerintah mengklaim pembelajaran tatap muka baru akan terlaksana di 2022.
2. India (82 Pekan)
Pemerintah India menutup sekolah sejak Maret 2020, saat kasus Covid memasuki negara itu. Berdasarkan laporan PBB, India menutup sekolah selama 82 pekan atau 547 hari, yakni dari Maret 2020 hingga Oktober 2021.
Sekolah sempat dibuka pada November, tapi sebulan ditutup lagi karena polusi udara yang meningkat. Sejak varian Omicron muncul, kemungkinan sekolah dibuka semakin kecil.
Pembelajaran yang "lenyap" itu membuat penduduk di India khawatir kemiskinan akan meningkat.
Di Delhi, ratusan ribu anak-anak dari kelompok berpenghasilan rendah. Banyak dari mereka yang tak punya laptop untuk menyokong PJJ dan hidup di lingkungan kumuh.
3. Nepal (82 Pekan)
Nepal juga menjadi salah satu negara yang terlama menutup sekolah efek pandemi Covid-19. Menurut catatan UNICEF, Nepal menutup sekolah selama 82 pekan.
Setelah sempat dibuka, kini pemerintah Nepal memutuskan untuk menutup sekolah sampai 29 Januari.
"Kementerian memutuskan menutup semua sekolah dasar dan sekolah menengah mulai 11 hingga 29 Januari, mengingat penyebaran virus corona yang cepat usai muncul varian Omicron di dunia," kata juru bicara Kementerian Pendidikan, Sains, dan Teknologi, Deepak Sharma.
Kementerian juga meminta sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran sesuai aturan pemerintah pusat.
4. Brasil (78 pekan)
Brasil mulai menutup sekolah pada pertengahan Maret 2020 sebagai salah satu langkah mencegah penularan virus corona.
Pemerintah sempat membuka kembali sekolah secara hibrid pada pertengahan Maret 2021 dan semester pertama 2021.
Pembukaan kembali ini terjadi saat kasus tengah meningkat. Pemerintah pun memutuskan untuk menutup kembali sekolah dan menggelar pembelajaran jarak jauh.
Namun, Kementerian Pendidikan Brasil tak berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menjamin agar semua anak bisa mengikuti pembelajaran.
Hanya 81 persen warga Brasil yang bisa mengakses internet. Dari kelompok itu, hanya ada 60 persen keluarga yang memiliki ponsel untuk mendukung akses digital.
5. Indonesia (77 Pekan)
Menurut perhitungan UNESCO, Indonesia menutup sekolah selama 77 pekan sejak pandemi Covid-19. Dalam rentang waktu itu, pemerintah sempat buka-tutup sekolah.
Belakangan ini, pemerintah Indonesia kembali memutuskan pembelajaran tatap muka di tengah kemunculan varian Omicron.
Di Jakarta, pemerintah provinsi tetap melanjutkan PTM meski kasus Omicron mencapai angka ratusan. Mereka mengklaim, tingkat penularan virus pada anak rendah.
Penyebaran virus corona di sejumlah pusat pendidikan sempat bertambah. Sampai saat ini, ada 90 sekolah di Jakarta yang menjadi tempat temuan kasus positif Covid-19.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI, jumlah kasus Covid-19 terbanyak ditemukan di jenjang SMA, dengan total 30 sekolah.
Ada pula 25 sekolah di tingkat SD, 17 sekolah di tingkat SMP, 11 sekolah di tingkat TK, 5 sekolah di tingkat SMK, dan 2 sekolah di tingkat PKBM.
Di 90 sekolah itu, ditemukan 135 orang terpapar virus corona. Rinciannya, 120 siswa, 9 guru, dan 6 orang lainnya tenaga pendidik.
[Gambas:Photo CNN]
6. Korsel (76 Pekan)
Korea Selatan menutup sekolah selama 76 pekan. Sejak pandemi, anak-anak di Korsel harus tetap tinggal di rumah, sementara pengasuh mereka mau tidak mau harus membantu para siswa.
Korsel tercatat beberapa kali sempat membuka sekolah. Pada November lalu, pemerintah membuka kembali sekolah-sekolah.
Sejak pembukaan kembali itu, angka kehadiran harian total dari sekolah dasar hingga menengah mencapai 824.400 siswa.
Dinas pendidikan mengizinkan sekolah mengubah kebijakan kehadiran mereka secara fleksibel, sesuai situasi virus dan kepadatan kelas.
Selain itu, sejumlah negara lain juga masuk daftar negara yang menutup sekolah dalam waktu panjang, di antaranya Argentina (79 pekan), Honduras (81 pekan), Bolivia (82 pekan), Paraguay (74 pekan), Chile (77 pekan), Costa Rica (79 pekan), Amerika Serikat (71 Pekan), dan Kolombia (77 pekan).