Brasil mulai menutup sekolah pada pertengahan Maret 2020 sebagai salah satu langkah mencegah penularan virus corona.
Pemerintah sempat membuka kembali sekolah secara hibrid pada pertengahan Maret 2021 dan semester pertama 2021.
Pembukaan kembali ini terjadi saat kasus tengah meningkat. Pemerintah pun memutuskan untuk menutup kembali sekolah dan menggelar pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Kementerian Pendidikan Brasil tak berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menjamin agar semua anak bisa mengikuti pembelajaran.
Hanya 81 persen warga Brasil yang bisa mengakses internet. Dari kelompok itu, hanya ada 60 persen keluarga yang memiliki ponsel untuk mendukung akses digital.
Lihat Juga : |
Menurut perhitungan UNESCO, Indonesia menutup sekolah selama 77 pekan sejak pandemi Covid-19. Dalam rentang waktu itu, pemerintah sempat buka-tutup sekolah.
Belakangan ini, pemerintah Indonesia kembali memutuskan pembelajaran tatap muka di tengah kemunculan varian Omicron.
Di Jakarta, pemerintah provinsi tetap melanjutkan PTM meski kasus Omicron mencapai angka ratusan. Mereka mengklaim, tingkat penularan virus pada anak rendah.
Penyebaran virus corona di sejumlah pusat pendidikan sempat bertambah. Sampai saat ini, ada 90 sekolah di Jakarta yang menjadi tempat temuan kasus positif Covid-19.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI, jumlah kasus Covid-19 terbanyak ditemukan di jenjang SMA, dengan total 30 sekolah.
Ada pula 25 sekolah di tingkat SD, 17 sekolah di tingkat SMP, 11 sekolah di tingkat TK, 5 sekolah di tingkat SMK, dan 2 sekolah di tingkat PKBM.
Di 90 sekolah itu, ditemukan 135 orang terpapar virus corona. Rinciannya, 120 siswa, 9 guru, dan 6 orang lainnya tenaga pendidik.
Korea Selatan menutup sekolah selama 76 pekan. Sejak pandemi, anak-anak di Korsel harus tetap tinggal di rumah, sementara pengasuh mereka mau tidak mau harus membantu para siswa.
Korsel tercatat beberapa kali sempat membuka sekolah. Pada November lalu, pemerintah membuka kembali sekolah-sekolah.
Sejak pembukaan kembali itu, angka kehadiran harian total dari sekolah dasar hingga menengah mencapai 824.400 siswa.
Dinas pendidikan mengizinkan sekolah mengubah kebijakan kehadiran mereka secara fleksibel, sesuai situasi virus dan kepadatan kelas.
Selain itu, sejumlah negara lain juga masuk daftar negara yang menutup sekolah dalam waktu panjang, di antaranya Argentina (79 pekan), Honduras (81 pekan), Bolivia (82 pekan), Paraguay (74 pekan), Chile (77 pekan), Costa Rica (79 pekan), Amerika Serikat (71 Pekan), dan Kolombia (77 pekan).
(isa/has)